Kamis, 11 September 2014

PEMBELAJARAN KOGNITIF PADA ANAK PENYANDANG CACAT FISIK YANG MENYANGKUT SISITEM SYARAF MELALUI TERAPI MUSIK


PEMBELAJARAN KOGNITIF PADA ANAK PENYANDANG CACAT FISIK YANG MENYANGKUT SISITEM SYARAF MELALUI TERAPI MUSIK

MAKALAH


Oleh :
Nama : Yulita Susanti
NIM : 130210205048
Kelas : B




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

PEMBELAJARAN KOGNITIF PADA ANAK PENYANDANG CACAT FISIK YANG MENYANGKUT SISTEM SYARAF MELALUI TERAPI MUSIK
 (Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Pengembangan Kognitif dan Kreatifitas AUD)

Dosen Pembibing:
Erdi Istiaji,S.Psi.,M.Psi.,Psikolog

Oleh :
Nama : Yulita Susanti
NIM : 130210205048
Kelas : B


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


KATA PENGANTAR
 Puji dan syukut kehadirat Allah SAW. Atas segala Rahmat dan karuniaNya sehingga karya ilmiah “Pembelajaran kognitif pada anak penyandang cacat fisik yang menyangkut sisitem syarat melalui terapi musik” ini dapat terselesaikan. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terima kasih kepada pihak berikut:
Erdi Istiaji,S.Psi.,M.Psi.,Psikolog, pembina mata kuliah Pengembangan Kognitif dan kreatifitas atas segalah arahan dan dukungan yang diberikan untuk kelancaran dan kesuksesan survei ini.
Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan untuk kelancaran pembelajaran
Teman-teman kelas B yang telah memberikan informasi dan bantuannya mulai dari awal hingga laporan ini tersusun.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kognitif dan kreatifitas AUD di program studi PG-PAUD semester 2.
Semoga hasil makalah yang telah tersusun ini membawa manfaat, terutama bagi mahasisiwa PAUD. Selain itu, tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna. Oleh karenanya, kritik, saran masukan demi perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut pada masa yang akan datang.



Jember, 01 Juni 2014

Penulis


DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG...........................................................................1
RUMUSAN MASALAH.......................................................................2
TUJUAN................................................................................................2
BAB 2 ISI
Hasil Analisis...............................................................................3
Keterkaitan Terapi Musik Dengan Teori.............................................4
Penyebab Terjadinya Cacat Fisik Yang Menyangkut Sisitem Syaraf...................................................................................................6
Alkohol dan Rokok.................................................................6
Obat-obatan.............................................................................6
Paparan Bahan Kimia..............................................................7
Malnutrisi................................................................................7
Genetik....................................................................................7
Dampak dan Solusi Yang Dapat Dilakukan Untuk Menangani Anak ABK Yang Cacat Fisik (Sistem Syaraf)...............................................8
Dampak Positif.....................................................................8
Dampak Negatif...................................................................8
Hal-Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Dalam Menangani Anak ABK Yang Cacat Fisik.............................................10
Cara Atau Proses Pembelajaran Pada Anak Yang Cacat Fisik Melalui Media Musik......................................................................................10
Strategi Pembelajaran Untuk Anak Yang Cacat Fisik Dalam Mengembangkan Kognitifnya............................................................11
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................12
Saran................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
LAMPIRAM.........................................................................................................14


BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketdak mampuan mental, emosi atau fisik. Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.
Hasil penelitian menunjukan dengan jelas bahwa perkembangan anak-anak penyandang cacat fisik sebenarnya tetap dimungkinkan mengikuti kemajuan yang sama pada anak normal, meski mereka mungkin akan berkembang lebih lambat atau perkembangannya tertahan pada tingkat tertentu. Oleh karenanya terapi musik harus benar-benar memahami tahap-tahap dan tugas perkembangan psikologis, dan informasi medis mengenai setiap kondisi penyandang cacat yang akan dibantu. Pengetahuan yang rinci akan membantu guru dan pihak orang tua untuk menyusun perlakuan yang efisien.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan kognitif pada anak penyandang cacat fisik adalah “terapi musik”.
Terapi musik sendiri terdiri dari dua kata, yaitu “terapi” dan “musik”. Kata “terapi” berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau menolong orang. Biasanya kata tersebut digunakan dalam konteks masalah fisik atau mental. Sedangkan kata “musik” digunakan untuk menjelaskan media yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa pokok permasalahan. Dan pokok masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apa yang menyebabkan terjadinya cacat fisik yang menyangkut sisitem syaraf?
Apa dampak dan solusi yang dapat dilakukan untuk menangani anak ABK yang cacat fisik?
Bagaimana cara atau proses pembelajaran pada anak yang cacat fisik melalui media musik?
Bagaimana strategi pembelajaran untuk anak yang cacat fisik dalam mengembangkan kognitifnya?
Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari pembelajaran kognitif melalui terapi musik pada anak yang mengalami cacat fisik (ABK) ini diantaranya yaitu :
Untuk menyembuhkan tubuh, pikiran, dan aspek-aspek spiritual.
Untuk mengembangkan keterampilan motorik, komunikasi, kofnitif, sosial, emosional, dan keterampilan musik sendiri



BAB 2
ISI
Hasil Analisis
Terganggunya sistem syaraf pada tubuh anak, berakibat fatal bagi kesehatan. Jika sudah begitu, anak tidak akan bisa menjalankan rutinitas kehidupannya secara normal. Biasanya, gejala awal suatu penyakit syaraf menyerang syaraf anak ditandai dengan sakit kepala dalam skala yang sering.
Dalam tugasnya sehari-hari, seorang guru sesekali pasti menemukan murit yang menyandang cacat fisik dengan berbagai keadaan. Agar dapat bekerja secara maksimal dalam memberikan pertolongan, salah satu terapi yang dapat dilakukan yaitu terapi musik. Terapi musik dituntut untuk benar-benar memahami keterbatasan yang dialami anak didiknya.
Lewat efeknya yang ajaib, musik dapat membebaskan rasa manusia dari jeratan tekanan batin, rasa kesepian, panik, dan berbagai gangguan mental lainnya. Karena itu, kini di berbagai negara marak didirikan berbagai pusat-pusat penelitian maupun praktek terapi musik. Musik, sesuai dengan susunan interval dan ritmenya memiliki refleksi khusus yang bisa merangsang sel-sel saraf sehingga perasaan manusia bisa diperlemah, diperkuat ataupun dialihkan. Pengaruh itu bahkan telah dibuktikan secara ilmiah di sepanjang fase kehidupan manusia, mulai dari masa di embrio hingga masa senja. Bahkan bisa berpengaruh juga pada jenis mahluk hidup lainnya seperti tumbuhan.
Tidak hanya itu saja, musik terbukti berpengaruh pada sistem saraf sensorik-motorik, sistem saraf sadar, dan sel saraf lain. Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Aplikasi Musik di Iran mengenai fungsi terapan musik terhadap kesehatan fisik dan mental manusia menunjukkan bahwa terapi musik bisa menjadi metode penyembuhan baru pada gangguan mental di kalangan anak-anak cacat mental. Penelitian itu membuktikan, terapi musik bisa meningkatkan rasa percaya diri dan mengontrol tindakan hyperaktif di kalangan anak-anak cacat mental serta bisa menciptakan perubahan mental dan perilaku yang signifikan.
  Tanpa ada bentuk aktivitas manusia, tidak mungkin ada bunyi musikal atau karya musik yang tercipta. Manusia sendiri adalah sumber musik. Musik disini tidak hanya bunyi-bunyi dari alat-alat musik yang dipadukan. Musik disini berasal dari bunyi detak jantung dan nafas, yang tentunya bila dipadukan dengan baik akan menjadi nada yang indah. seluruh individu diberikan anugerah berupa potensi berbahasa musikal. Setiap diri kita sejak lahir diberi kesempatan untuk berbahasa secara musikal. Itulah sebabnya bayi manapun bisa diajak menari, menyanyi serta mencoba mengikuti ritme atau ketukan. Musik juga mempunyai pengaruh yang besar bagi pikiran dan tubuh kita. Contohnya, ketika Anda mendengarkan suatu alunan musik (meskipun tanpa lagu), seketika Anda bisa merasakan efek dari musik tersebut. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh. Sehingga ada musik yang membuat Anda gembira, sedih, terharu, terasa sunyi, semangat, mengingatkan masa lalu dan lain-lain. Tidak jarang lagi pengetahuan mengenai musik yang memengaruhi jiwa maupun kelakukan pendengar. Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih ingat dengan “head banger”, suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah. Satu lagi peranan musik yang tidak bisa dipungkiri berpengaruh langsung pada otak kita. Pasti, ketika mendengar lagu-lagu yang pernah kita kenal, otak akan memutar semua memori yang ada.
Keterkaitan Terapi Musik Dengan Teori
Beberapa teori menunjukan bahwa informasi yang dipelajari dalam suasana hati yang khusus atau diasosiasikan dengan stimulus emosi akan lebih mudah diingat. Hal ini terjadi karena stimulus yang hadir dalam situasi yang sama dapat membawa seseorang kembali pada ingatan yang sama, begitu pula jika suasana yang terjadi adalah suasana yang sama atau hampir mirip (Bower, 1981). Karenanya musik yang dapat menjadi stimulus suasana hati akan sangat dibutuhkan dalam lingkungan belajar untuk menfasilitasi proses mengingat kembali.
Gilman dan Newman (1996) mengemukakan bahwa Planum Temporale adalah bagian otak yang banyak berperan dalam proses verbal dan pendengaran, sedangkan Corpus Callosum berfungsi sebagai pengirim pesan berita dari otak kiri kesebelah kanan dan sebaliknya. Seperti kita ketahui otak manusia memiliki dua bagian besar, yaitu otak kiri dan otak kanan. Walaupun banyak peneliti mengatakan bahwa kemampuan musikal seseorang berpusat pada belahan otak kanan, namun pada proses perkembangannya proporsi kemampuan yang tadinya terhimpun hanya pada otak kanan akan menyebar melalui Corpus Callosum kebelahan otak kiri. Akibatnya, kemampuan tersebut berpengaruh pada perkembangan linguistik seseorang.
Dr. Lawrence Parsons dari Universitas Texas San Antonio menemukan data bahwa harmoni, melodi dan ritme memiliki perbedaan pola aktivitas pada otak. Melodi menghasilkan gelombang otak yang sama pada otak kiri maupun kanan, sedangkan harmoni dan ritme lebih terfokus pada belahan otak kiri saja. Namun secara keseluruhan, musik melibatkan hampir seluruh bagian otak.
Sebuah survey pada suatu seminar menunjukkan bahwa pendengarnya mengatakan bahwa mereka tidak mendengarkan syair dari sebuah lagu. Namun pada waktu lagu tersebut diperdengarkan, separuh dari mereka dapat melagukannya tanpa mereka sadari. Hal ini menunjukkan adanya memori dalam otak yang mampu merekam apa saja yang masuk melalui pendengarannya bersama musik, tanpa mampu dicerna oleh akal sehat. Kesimpulannya tidak ada lagu/musik yang mampu dicegah masuknya ke dalam otak kita, walaupun kita berkata “saya tidak mendengarkan syairnya”.
Penyebab Terjadinya Cacat Fisik Yang Menyangkut Sisitem Syaraf
Kehamilan merupakan proses alami bagi wanita. Dan semua wanita pasti mengharapkan bayi dalam rahimnya terlahir dengan sempurna. Tetapi karena beberapa sebab wanita dapat mengalami gangguan kehamilan yang menyebabkan bayi lahir dengan cacat bawaan, yaitu:
Alkohol dan Rokok
Dua barang ini sejak lama telah terbukti secara medis menimbulkan banyak gangguan kehamilan bahkan menyebabkan bayi cacat bawaan. Alkohol bersifat teratogen atau mampu menimbulkan gangguan pada perkembangan embrio janin sehingga bayi lahir dengan fisik yang tidak sempurna. Janin yang terpapar alkohol beresiko mengalami Fetal Alcohol Syndrome (FAS), yaitu sindrom yang menyebabkan kelainan pada fisik dan otak bayi.
Obat-obatan
Penggunaan beberapa jenis obat pada saat kehamilan dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat. Misalnya pada ibu hamil yang mengkonsumsi obat hipertensi jenis captopril. Captopril merupakan inhibitor enzim yang bekerja untuk mengontrol tekanan darah. Tetapi obat ini memiliki resiko negatif bagi janin, karena bersifat teratogen (merusak perkembangan janin). Pada tahun 1984 National Institute of Health merekomendasikan larangan penggunaan obat ini pada masa kehamilan, karena melalui penelitian obat ini terbukti dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen ke janin. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya banyak penelitian membuktikan bahwa paparan captopril menyebabkan kelahiran bayi cacat seperti cacat jantung, bibir sumbing, anggota badan tidak lengkap, polydactyly (jari ganda), hipospadia (kelainan alat vital), spina bifida (kelainan tulang belakang) dan keterlambatan fungsi paru-paru.
Paparan Bahan Kimia
Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan bayi cacat, merkuri atau raksa contohnya. Merkuri yang digunakan oleh ibu hamil dapat masuk dan mengendap di tubuh janin. Riset menunjukkan bahwa merkuri dapat menyebabkan bayi cacat sejak dalam kandungan maupun pasca persalinan dalam bentuk keterbelakangan mental, bisu, buta, dan kejang.
Malnutrisi
Malnutrisi atau gizi buruk banyak menyebabkan gangguan kehamilan dan kelahiran bayi cacat terutama di beberapa negara miskin. Kekurangan vitamin A, B, K, kalsium, yodium, magnesium, asam folat, tiamin, dan riboflavin terbukti menimbulkan cacat pada bayi. Kekurangan jenis tiap nutrisi memberikan efek cacat yang berbeda-beda, tetapi secara umum malnutrisi menyebabkan bayi cacat jantung, kaki pincang, bibir sumbuing, hidrisefalus, kerdil, buta, cuping telinga melengkung, dan keterbelakangan mental. Bahkan malnutrisi juga dapat menyebabkan kegagalan janin, hal ini sangat banyak terjadi pada wilayah-wilayah yang mengalami krisis ekonomi dan pangan.
Genetik
Dalam beberapa kondisi genetik juga menjadi faktor penyebab bayi cacat dan kegagalan janin, yaitu kelainan gen tunggal, kelainan kromosom, dan multifaktorial. Kelainan gen tunggal merupakan cacat yang diwariskan dari orang tua ke bayi, disebabkan oleh kerusakan enzim yang berfungsi memecah asam amino fenilalanin. Bentuk cacat ini dapat berupa kerusakan syaraf pusat yang menyebabkan kematian. Kelainan kromosom dapat menyebabkan cacat pada bayi dengan bentuk beragam salah satunya keterbelakangan mental. Dan multifaktorial dapat disebabkan karena mutasi DNA dan paparan zat berbahaya pada janin, contohnya kelainan tulang belakang dan kurangnya volume otak bayi.
Dampak dan Solusi Yang Dapat Dilakukan Untuk Menangani Anak ABK Yang Cacat Fisik (Sistem Syaraf)
Dampak Positif
Musik yang Anda dengar akan merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil bagian dalam proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis, maka akan mengganggu sistem lain dalam tubuh kita, misalnya sistem pernapasan, sistem endokrin, sistem immune, sistem metabolik, sistem motorik, sistem nyeri, sistem temperatur dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut  dapat bereaksi positif jika mendengar musik yang tepat. Musik akan merangsang sistem ini secara otomatis, walaupun seseorang tidak menyimak atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis, logika, inteligensi dan kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.
Dampak Negatif
mendengarkan musik terlalu keras. Musik bisa mengisolasi pendengarnya dari khalayak ramai. Ketika mengemudi, orang-orang biasanya mendengarkan musik untuk mengurangi kebisingan terhadap situasi sekitar. Akhirnya mereka pun mengencangkan volume untuk menghadang suara dari luar. Sebagai perbandingan, level berbicara manusia adalah sekitar 60 desibel, jalanan yang ramai sekitar 80 desibel, mesin potong melingkar 90 desibel, bayi menangis 11 desibel. Sedangkan ambang bahaya untuk pendengaran adalah 125 desibel. Dan sekali saja mendengarkan kebisingan lebih dari batas itu dapat merusak pendengaran secara permanen.
peneliti David A. Noebel menemukan bahwa ritme musik rock dapat mengganggu kadar insulin dan kalsium dalam tubuh.
tak jarang terdengar anak kecil mencoba melantunkan lagu-lagu cinta orang dewasa. Padahal, tak sedikit lagu cinta orang dewasa berisi lirik-lirik yang menyinggung seksualitas. Seperti diketahui, usia anak-anak adalah usia terbaik untuk menyerap informasi. Lagu-lagu dan lirik di dalamnya bisa dengan mudah terserap oleh anak dan dianggap sebagai pengetahuan. Studi terkini dari Cougar Hall yang diterbitkan dalam Springer’s Journal Sexuality and Culture mengatakan, referensi seksual dalam lagu bisa membuat anak berpikir nilai diri mereka dalam tatanan masyarakat adalah untuk memberikan kepuasan seksual kepada orang lain, berisiko memandang rendah arti tubuhnya, depresi, masalah dengan makanan, penyalahgunaan obat-obatan, dan lainnya.
kebiasaan tidur sambil mendengarkan musik menurut sebagian orang kondisi seperti itu membuat mereka menjadi lebih cepat tertidur. Tetapi pada kenyataannya setelah terbangun mereka merasa lebih tegang (stress). Bahkan ada yang merasa seperti tidak tidur semalaman. Pada saat kita tidur sebetulnya otak tidak pernah tidur. Otak selalu menjalankan aktivitasnya walaupun tidak sesibuk seperti di saat bangun, yaitu menjalankan sistem metabolisme tubuh. Pada malam hari, seiring menurunnya aktivitas tubuh, ritme gelombang otak pun mengalami penurunan. Namun apabila kita tidur sambil mendengarkan musik, maka gelombang suara yang dipancarkan oleh peralatan tersebut tetap diterima oleh indera pendengaran kita.  Gelombang suara diterima oleh alat pendengaran di dalam telinga. Gelombang-gelombang tersebut akan diteruskan ke otak kita. Otak yang harusnya beristirahat akan kembali terangsang untuk bekerja dan mengolah informasi yang masuk. Apabila hal ini berlangsung sepanjang malam, berarti kita hanya tidur menurut tubuh luar, tetapi tidak menurut otak.
Hal-Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Dalam Menangani Anak ABK Yang Cacat Fisik
Hindarilah mengajar/melatih anak lebih dari 5 menit
Saat melayani anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, ingatlah untuk menekankan pada kemampuan mereka. Sesuaikan harapan-harapan guru pada keterbatasan-keterbatasan mereka dan tantanglah mereka untuk melakukan yang terbaik
Libatkan mereka dalam aktivitas guru karena jika tidak, sikap Anda bisa membahayakan kenyamanan mereka
Hindari menunjukkan rasa kasihan terhadap keterbatasan mereka. Rasa kasihan justru bisa membuat mereka semakin tidak mampu. Sebaliknya, bersabarlah dan berdoalah terus, dan carilah kemampuan/potensi dalam diri anak-anak Tuhan yang istimewa ini.
Cara Atau Proses Pembelajaran Pada Anak Yang Cacat Fisik Melalui Media Musik
Seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk membantu penyandang cacat fisik, karena penyebab dan diaknosis yang berbeda akan membutuhkan perlakuan yang berbeda pula.
Terapi musik juga perlu memperhatikan cara dan diaknosis terhadap kondisi yang dihadapi. Pemahaman diaknosis pada kondisi khusus akan membantu guru mengetahui apa saja perilaku yang dapat dipengaruhi dan potensi apa yang masih bisa difungsikan secara optimal dari anak.
Sebelum melakukan terapi musik, cara lain yang dapat dilakukan yaitu: a)Jangan menganggap bahwa kelemahan fisik menandakan kelemahan mental, b)Carilah informasi dari para orang tua mengenai kelebihan, kelemahan, dan keterbatasan anak, c)Tenangkan, yakinkan, dan berikan dukungan pada anak-anak tersebut, tetapi jangan terlalu melindungi mereka, d)Jadikan anak-anak yang berkebutuhan khusus tersebut sebagai bagian dari yang paling utama diperhatikan, dan sesuaikan peralatan-peralatan yang ada untuk melayani kebutuhan khusus mereka.
Strategi Pembelajaran Untuk Anak Yang Cacat Fisik Dalam Mengembangkan Kognitifnya
Materi musik dapat meningkatkan proses belajar kognitif pada anak penyandang cacat fisik. Musik dapat digunakan dengan sangat efisien sebagai motifasi stimulus, penggunaan dan penghargaan dalam usaha belajar. Lagu-lagu edukatif atau intruksional atau aktifitas yang mengkombinasikan bahasa, gerakan dan musik dapat menfasilitasi, menjelaskan dan mengilustrasikan tambahan informasi akademik.
Struktur melodi dan ritme dari lagu juga dapat digunakan untuk membantu anak menginggat isi lagu yang menekankan konsep akademik. Dapat dimulai dengan memikirkan lagu tentang abjad atau bagian tubuh, sajak dan nyanyian yang menceritakan tanggal bersejarah, tabel berhitung, dsb. Musik latar sebagai stimulus untuk mempelajari lingkungan dapat meningkatkan perhatian yang tinggi dan mengurangi kecemasan.




BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketdak mampuan mental, emosi atau fisik. Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Terganggunya sistem syaraf pada tubuh anak, berakibat fatal bagi kesehatan. Jika sudah begitu, anak tidak akan bisa menjalankan rutinitas kehidupannya secara normal. Biasanya, gejala awal suatu penyakit syaraf menyerang syaraf anak ditandai dengan sakit kepala dalam skala yang sering.
Terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu “terapi” dan “musik”. Kata “terapi” berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau menolong orang. Biasanya kata tersebut digunakan dalam konteks masalah fisik atau mental. Sedangkan kata “musik” digunakan untuk menjelaskan media yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi.
Saran
Demi suksenya perluasan dan pemerataan pelayanan pendidikan bagi ABK,  penulis menyarankan agar suatu saat nanti dapat dilaksanakan  suatu pembinaan yang mampu menciptakan kesamaan persepsi  antara pihak sekolah  dan pembina  terhadap berbagai hal yang terkait dengan pendidikan khusus.



DAFTAR PUSTAKA
Djohan. (2006). Terapi Musik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta. Galang Pres
http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/300
http://siipe2r007.wordpress.com/2012/06/11/karya-ilmiah-pengaruh-musik-terhadap-kesehatan-jiwa-fungsi-dan-kerja-otak-manusia/
http://pakarbayi.com/hal-hal-yang-bisa-menyebabkan-bayi-cacat.html



















LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar