Senin, 26 Februari 2018

“PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A2 MELALUI METODE EKSPERIMEN BAHAN ALAM DI RA DARUL IBAD JEMBER TAHUN PELAJARAN 2016/2017”


PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A2 MELALUI METODE EKSPERIMEN BAHAN ALAM DI RA DARUL IBAD JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2016/2017





SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S1)






Oleh
Yulita Susanti
NIM 130210205028







PROGRAM  STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK  USIA DINI
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017





PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga karya tulis ini dapat tersususn dengan baik. Dengan kata Alhamdulillah, karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
1)        kedua orang tua tercinta, Ayahanda Misnali dan Ibunda Suwati, serta adik tersayang Nova Sulistiawan dan Yana Sulistianti, Terima kasih atas untaian dzikir dan do’anya yang selalu mengiringi setiap langkah, atas kesabaran, pengorbanan, nasihat, motivasi, dan curahan kasih sayang yang tiada henti selama ini;
2)        guru-guru sejak Taman Kanak-kanak, SD, SMP, SMA sampai dengan Perguruan Tinggi, serta Dosen pembimbing maupun penguji Skripsi yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya dengan penuh iklas; dan
3)        almamater Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember yang saya banggakan.



MOTTO
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(Q.S. Ar-Rahman: 77)[1]






PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
nama                : Yulita Susanti
NIM                : 130210205048
Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Pengenalan Warna pada Anak Kelompok A2 melalui Metode Eksperimen Bahan Alam di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada instansi manapun, dan bukan karya jiplakan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.


Jember, 8 Juni 2017
Yang menyatakan,



Yulita Susanti
NIM. 130210205048






SKRIPSI


PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A2 MELALUI METODE EKSPERIMEN BAHAN ALAM DI RA DARUL IBAD JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2016/2017








Oleh
Yulita Susanti
NIM 130210205048









Pembimbing

Dosen Pembimbing I              : Dr. Nanik Yuliati, M. Pd.
Dosen Pembimbing II             : Drs. Syarifuddin, M. Pd.





HALAMAN PERSETUJUAN


PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A2 MELALUI METODE EKSPERIMEN BAHAN ALAM DI RA DARUL IBAD JEMBER
TAHUNPELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan


Oleh
Nama                           : Yulita Susanti
NIM                            : 130210205048
Angkatan                     : Tahun 2013
Daerah Asal                 : Pasuruan
Tempat/Tanggal lahir   : Pasuruan, 7 Juli 1993
Jurusan                        : Ilmu Pendidikan
Program Studi             : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing I,                                                 Dosen Pembimbing II,



Dr. Nanik Yuliati, M. Pd.                                         Drs. Syarifuddin, M. Pd.
NIP. 19610729 198802 2 001                                                NIP. 19590520 198602 1 001




PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Peningkatan Kemampuan Pengenalan Warna pada Anak Kelompok A2 melalui Metode Eksperimen Bahan Alam di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017” telah diuji dan disahkan pada:
hari, tanggal    : Kamis, 8 Juni 2017
tempat             : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember


Tim Penguji :

Ketua,




Dr. Nanik Yuliati, M. Pd.
NIP. 19610729 198802 2 001           
Sekretaris,




Drs. Syarifuddin, M. Pd.
NIP. 19590520 198602 1 001

Penguji I,




Drs. Nuriman, Ph. D.
NIP. 19650601 199302 1 001

Penguji II,




Agustiningsih, S.Pd.,M.Pd.
NIP: 19830806 200912 2 006

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember,



Prof. Drs. Dafik, M. Sc, Ph. D.
NIP. 19680802 199303 1 004





RINGKASAN
Peningkatan Kemampuan Pengenalan Warna pada Anak Kelompok A2 melalui Metode Eksperimen Bahan Alam di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017; Yulita Susanti; 130210205048; 58 halaman; Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.

Kemampuan mengenalkan warna kepada anak diharapkan dapat meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak, selain itu melalui penglihatan dalam bentuk (warna) anak dapat merasakan dan mengungkapkan rasa keindahan dari adanya warna tersebut. Indikator mengenalkan warna pada anak kelompok A usia 4-6 tahun yaitu anak dapat menyebutkan 3 warna baru, anak dapat menunjukkan 3 warna baru, dan anak dapat mencampurkan 2-3 warna. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi pada pra siklus di RA Darul Ibad Jember kemampuan anak dalam mengenal warna sangat rendah, hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran yang diberikan guru monoton, seperti kegiatan  mewarnai gambar yang sering diberikan, guru tidak pernah melakukan pengenalan warna secara langsung pada anak, selain itu guru juga tidak senang dengan kegiatan bermain kotor.
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) bagaimanakah penerapan metode eksperimen bahan alam untuk meningkatkan kemampuan anak kelompok A2 dalam mengenal warna di RA Darul Ibad Jember? dan (2) bagaimanakah peningkatan kemampuan anak kelompok A2 dalam mengenal warna melalui penerapan metode eksperimen bahan alam di RA Darul Ibad Jember?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan penerapan kemampuan mengenal warna dengan metode eksperimen bahan alam yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 RA Darul Ibad Jember, dan (2) meningkatkan kemampuan anak kelompok A2 dalam mengenal warna melalui penerapan metode eksperimen bahan alam di RA Darul Ibad Jember.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan rancangan penelitiannya menggunakan model rancangan Mulyasa (2009). Tindakan penelitian melalui penerapan metode eksperimen bahan alam dilakukan dengan dua siklus. Siklus I guru mengenalkan warna-warna dari bahan alam, setelah itu guru mendemonstrasikan kegiatan eksperimen dari bahan alam, kemudian guru menyuruh anak mempraktikkan kegiatan eksperimen tersebut dan menanyakan kepada anak warna apa yang dihasilkan dari bahan alam, dan terakhir guru memberi tes untuk mengetahui kemampuan mengenal warna anak, pada siklus I masih ada beberapa anak yang memerlukan bantuan guru dalam menyebutkan warna dikarenakan anak masih ragu dalam mengungkapkan, masih belum mampu dalam menunjuk warna yang diinginkan karena bingung dalam membedakan warna, dan masih belum mampu mencampur warna dengan baik, sehingga nilai rata-rata kelas belum mencapai target, maka dari itu guru melakukan kegiatan yang sama di siklus II, pada siklus II guru mengatasi anak yang masih ragu dalam menyebutkan warna dengan cara memberikan reward berupa pujian, mengatasi masalah anak yang masih bingung dalam menunjukkan warna dengan cara memberikan media berupa bahan alam asli yang warnanya berbeda satu sama lainnya, dan mengatasi masalah anak yang masih belum mampu dalam mencampur warna dengan baik dengan cara menakar tiap warna yang akan dicampur dengan takaran yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 melalui metode eksperimen bahan alam, hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata kelas pada pra siklus 54,99, siklus I 66,33 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,33. Hal tersebut menunjukkan peningkatan hasil belajar pada siklus I ke siklus II sebesar 14. Selanjutnya juga dapat dilihat dari nilai ketuntasan anak siklus I sebesar 55% dan pada siklus II meningkat menjadi 85%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan metode eksperimen bahan alam, kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan.






PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Pengenalan Warna pada Anak Kelompok A2 melalui Metode Eksperimen Bahan Alam di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1.        Dr. Nanik Yuliati, M. Pd., Drs. Syarifuddin, M. Pd., selaku Dosen pembimbing I dan II, Drs. Nuriman, Ph.D., Agustiningsih, S.Pd.,M.Pd., Selaku Dosen pembimbing anggota I dan II yang telah meluangkan waktu, pikiran,dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;
2.        Prof. Dr. M. Sulthon, M.Pd., selaku Dosen pembimbing akademik yang telah membimbing selama penulis menjadi mahasiswa;
3.        Kepada Om Istiyadi Swasono dan Tante Senny Weyara D. S yang telah membimbing serta mendidik dan menjadi orang tua kedua selama berkuliah;
4.        M. Rizky Zainuri yang selama ini senantiasa sabar dan memberi dukungan;
5.        Verika, Luluk, Annisa, Ulta, Gadis, Fitri, Irma, Avivah, Retno, serta Ila, terimakasih atas setiap kenangan yang telah dilewati bersama selama ini;
6.        Sahabat-sahabat di HMI Komisariat KIP dan Pramuka Universitas Jember yang telah memberikan ilmu dan wawasan selama berkuliah; dan
7.        Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jember, Juni 2017
Penulis




DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................    i
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................  ii
HALAMAN MOTTO......................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................... iv
HALAMAN PEMBIMBING ............................................................................   v
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... vi
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ vii
RINGKASAN..................................................................................................... viii
PRAKATA..........................................................................................................   x
DAFTAR ISI ......................................................................................................  xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvi
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................   1
1.1 Latar Belakang..................................................................................   1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................   5
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................   5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................   5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................   8
2.1 Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia Dini.............................   8
2.1.1 Pengertian Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia Dini......   8
2.1.2 Pengertiam Warna..................................................................... 10
2.1.3 Fungsi Warna............................................................................ 10
2.1.4 Penggolongan Warna................................................................ 11
2.1.5 Manfaat Pengenalan Warna...................................................... 13
2.2 Metode Eksperimen dengan Media Bahan Alam Bagi Anak Usia
Dini.................................................................................................... 15
2.2.1 Pengertian Metode Eksperimen................................................ 15
2.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Metode Eksperimen...................... 16
2.2.3 Pengertian Media Bahan Alam................................................. 18
2.2.4 Instrumen Penelitian.................................................................. 19
2.2.5 Langkah-langkah Penggunaan Metode Eksperimen Media
Bahan Alam.............................................................................. 20
2.3 Penelitian Relevan............................................................................. 21
2.4 Kerangka Berpikir............................................................................ 22
2.5 Hipotesis Penelitian............................................................................ 23
BAB 3. METODE PENELITIAN..................................................................... 24
3.1 Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian........................................... 24
3.2 Definisi Operasional.......................................................................... 24
3.2.1 Metode Eksperimen.................................................................. 24
3.2.2 Media Bahan Alam................................................................... 25
3.2.3 Pengenalan Warna..................................................................... 25
3.3 Desain Penelitian................................................................................ 25
3.4 Prosedur Penelitian........................................................................... 26
3.4.1 Pra Siklus................................................................................... 27
3.4.2 Siklus I...................................................................................... 27
3.4.3 Siklus II..................................................................................... 30
3.5 Data dan Sumber Data..................................................................... 30
3.6 Metode Pengumpulan Data.............................................................. 30
3.6.1 Metode Observasi..................................................................... 30
3.6.2 Metode Wawancara.................................................................. 31
3.6.3 Metode Dokumentasi................................................................ 31
3.5.4 Metode Tes................................................................................ 31
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................ 32
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 36
4.1 Jadwal Penelitian............................................................................... 36
4.2 Kondisi Awal (Pra Siklus)................................................................. 36
4.3 Prosedur Penerapan Kegiatan Metode Eksperimen Media Bahan Alam untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna pada Anak Kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017......................................................................... 38
4.3.1 Hasil dan Pembahasan pada Siklus I......................................... 38
4.3.2 Hasil dan Pembahasan pada Siklus II....................................... 43
4.4 Peningkatan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Metode Eksperime Media Bahan Alam pada Anak Kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017          49
4.5 Pembahasan....................................................................................... 51
4.6 Temuan Penelitian............................................................................. 52
BAB 5. PENUTUP.............................................................................................. 54
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 54
5.2 Saran................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 57
LAMPIRAN ....................................................................................................... 59







DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Lingkup Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun.................................   9
2.2 Rumus Pencampuran Warna Teori Munsell.................................................... 12
3.1 Pedoman Penilaian Tes Hasil Belajar Anak.................................................... 33
3.2 Kriteria Penilaian Kemampuan Mengenal Warna Anak.................................. 33
3.3 Kriteria Penilaian Kemampuan Mengenal Warna Anak.................................. 35
4.1 Jadwal Penelitian............................................................................................. 36
4.2 Analisis Keberhasilan Pengenalan Warna Anak Pra Siklus............................. 37
4.3 Analisis Ketuntasan Pengenalan Warna Anak Siklus I................................... 42
4.4 Analisis Ketuntasan Pengenalan Warna Anak Siklus II................................. 47
4.5 Perbandingan Nilai Kemampuan Mengenal Warna secara Klasikal pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II      49






DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................................... 22
3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2009: 73)................................... 26
4.1 Diagram Perbandingan Presentase Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II   50
4.2 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas..................................................... 50





DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
A.           Matrik Penelitian ......................................................................................... 59
B.            Pedoman Pengumpulan Data....................................................................... 61
B.1 Pedoman Observasi............................................................................... 61
B.2 Pedoman Wawancara............................................................................ 61
B.3 Pedoman Dokumentasi......................................................................... 62
B.4 Pedoman Tes Unjuk Kerja.................................................................... 62
C.            Pedoman Observasi..................................................................................... 63
C.1 Pedoman Observasi Guru..................................................................... 63
C.1a Pedoman Observasi Kegiatan Guru............................................. 63
C.1b Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1...................................... 65
C.1c Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II..................................... 67
C.2 Pedoman Observasi Anak..................................................................... 69
C.2a Pedoman Observasi Kegiatan Anak............................................. 69
C.2b Hasil Observasi Kegiatan Anak pada Siklus I............................. 70
C.2c Hasil Observasi Kegiatan Anak pada Siklus II............................ 72
D.           Pedoman Wawancara.................................................................................. 74
D.1 Pedoman Wawancara........................................................................... 74
D.1a Pedoman Wawancara dengan Guru Sebelum Tindakan.............. 74
D.1b Pedoman Wawancara dengan Guru Setelah Tindakan Siklus I.. 75
D.1c Pedoman Wawancara dengan Guru Setelah Tindakan Siklus II. 76
D.2 Hasil Wawancara.................................................................................. 77
D.2a Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Tindakan..................... 77
D.2b Hasil Wawancara Dengan Guru Setelah Tindakan Siklus I........ 79
D.2c Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Tindakan Siklus II........ 81
E.            Dokumentasi ............................................................................................... 82
E.1 Profil Sekolah........................................................................................ 82
E.2 Daftar Nama Anak................................................................................ 83
E.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada Tahap  Pra Siklus         84
E.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada Tahap
Siklus I.................................................................................................. 87
E.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada Tahap
Siklus I.................................................................................................. 91
F.             Pedoman dan Hasil Data Tes Hasil Belajar................................................. 95
F.1 Pedoman Penilaian Tes Hasil Belajar Anak .......................................... 95
F.2 Kriteria Penilaian Kemampuan Mengenal Warna Anak........................ 95
F.3 Pedoman Tes Objektif dan Tes Unjuk Kerja Siklus I dan Siklus II...... 95
F.4 Pedoman Penilaian Kemampuan Mengenal Wana................................ 97
F.5 Hasil Observasi Penilaian Kemampuan Mengenal Warna Pra Siklus.100
F.6 Hasil Penilaian Kemampuan Mengenal Warna Siklu………………..102
F.7 Hasil Penilaian Kemampuan Mengenal Warna Siklus II…………….106
G. .... Foto Pelaksanaan Kegiatan……………………………………………….110
G.1 Foto Pelaksanaan Siklus I……………………………………………110
G.2 Foto Pelaksanaan Siklus II…………………………………………...112
H...... Surat Keterangan Kepala Sekolah………………………………………..115
I.       Surat Ijin Penelitian………………………………………………………116
J.       Biodata…………………………………………………………………....117



[1] Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2007. Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung: Quranidea








BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini akan diuraikan tentang 1.1 Latar Belakang Penelitian; 1.2 Rumusan Masalah; 1.3 Tujuan Penelitian; 1.4 Manfaat Penelitian. Berikut adalah masing-masing uraiannya.

1.1         Latar Belakang
Anak merupakan sosok individu yang unik dan memiliki karakteristik yang khusus baik dari segi kognitif, sosial, emosi, bahasa, fisik, maupun motorik, dan sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat (Masitoh, 2011:1.16). Anak usia dini merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah tak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar (Sujiono, 2009:6).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini bahwa Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dilakukan melalui tiga jalur yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal usia dini adalah berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lainnya yang sederajat (Sujiono, 2009:8). Pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lainnya yang sederajat. Pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya juga meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan.
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membangun rasa percaya diri yang sangat penting dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan atau prestasi sekolah pada masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujiono (2009:42) bahwa tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Catron dan Allen (dalam

Sujiono, 2009:62) menyebutkan bahwa terdapat 6 (enam) aspek perkembangan anak usia dini yaitu perkembangan kesadaran personal, sosial, emosional, komunikasi, kognitif, dan kemampuan motorik. Namun, secara umum dapat dibedakan beberapa aspek perkembangan anak diantaranya aspek moral dan agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional.
Seluruh aspek pada dasarnya penting untuk dikembangkan pada anak usia dini, salah satunya adalah aspek kognitif. Kemampuan kognitif diperlukan anak sebagai kerangka untuk mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang mereka lihat, dengar, rasa, raba, ataupun cium melalui panca inderanya (Sujiono, dalam Sari, 2016:2). Kemampuan anak dalam bidang kognitif yang harus dikembangkan yaitu konsep bentuk, warna, ukuran, pola, bilangan, lambing bilangan, huruf dan sains.
Pengenalan warna adalah salah satu perkembangan kognitif yang harus dikembangkan pada anak usia dini. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pepublik Indonesia No. 137 Tahun 2014 menyatakan bahwa kemampuan mengenal warna termasuk dalam lingkungan perkembangan kognitif. Pengenalan warna bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak, selain itu melalui penglihatan dalam bentuk (warna) anak dapat merasakan dan mengungkapkan rasa keindahan dari adanya warna tersebut (Sutejah dkk., 2016: 5).
Metode merupakan suatu cara kerja yang bersistem, yang memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan, guna mencapai tujuan yang ditentikan (Satibi, 2011:4.4). Salah satu metode yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal warna yaitu metode eksperimen. Melalui metode eksperimen anak dapat mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya, melatih cara berfikir ilmiah, anak didik lebih aktif berfikir dan berbuat, serta menemukan bukti kebenaran dari sebuah teori yang dipelajari (Djamarah dalam Zoleha, 2013:17).
Salah satu solusi media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal warna yaitu media pewarna bahan alam. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver) (Zaman, 2008: 4.4). Media pembelajaran adalah suatu perantara yang digunakan pendidik dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik. Pendapat tersebut sesuai dengan Trianto (dalam Fatimah dkk, 2014:2) menjelaskan bahwa media pembelajaran ialah wadah penyampaian pesan dalam pembelajaran yang disampaikan pada saat proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang digunakan untuk anak usia dini harus bersifat konkret, menarik perhatian anak, aman dan sesuai dengan tujuan pembelajaran (Fatimah dkk, 2014:2). Berdasarkan karakteristik tersebut maka media pembelajaran yang digunakan ialah media pewarna bahan alam. Media pewarna bahan alam merupakan media yang konkret dan bersifat eksperimentatif sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna (Fatimah, dkk, 2014:2)
Tokoh kontruktivis seperti Piaget dan Lev Vygotsky meyakini bahwa pembelajaran terjadi pada anak saat memahami dunia sekeliling mereka (Fajrin, 2014:71). Piaget (dalam Sujiono, 2009:60) menyatakan bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika anak sudah membangun pengetahuan melalui eksplorasi aktif dan penyelidikan pada lingkungan fisik dan sosial di lingkungan sekitar. Pengertian yang senada juga dikemukakan oleh Lev Vygotsky (dalam Sujiono, 2009:60 ) bahwa pengetahuan tidak diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan merupakan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak itu sendiri.
Melalui proses pemberian pengalaman belajar dengan metode eksperimen media bahan alam anak diharapkan terdorong untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna. Karena melalui kegiatan eksperimen dapat merangsang anak membangun pengetahuan mereka sendiri, selain itu dalam struktur kognitif yang diperoleh anak dari belajar dapat stabil dan tersusun secara relevan. Pernyataan tersebut sesuai dengan indikator yang terdapat di Permendiknas Nomer 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 tentang Pendidikan Anak Usia Dini bahwa tingkat perkembangan anak usia 4-6 tahun dalam bidang kognitif yaitu mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berprilaku kreatif, selain itu anak-anak juga dapat mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi dan ciri-cirinya). Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa anak usia 4-6 tahun sudah harus dapat mengenal konsep bentuk warna, ukuran, pola dengan baik, jika anak belum dapat mengenal indikator tersebut dengan baik berarti anak mengalami kesulitan dalam perkembangan kognitifnya khususnya kemampuan mengenal warna.
Berdasarkan hasil observasi di kelompok A2 RA Darul Ibad, terdapat 20 anak yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan, ditemukan bahwa kemampuan kognitif anak kelompok A2 dalam mengenal warna belum berkembang dengan optimal, diantaranya, 1) anak-anak sebagian besar belum begitu mengenal macam-macam warna; 2) anak-anak juga masih sulit membedakan antara warna yang satu dan warna yang lainnya; 3) serta penggunaan bahasa sehari-hari yang mempengaruhi. Faktor yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan anak dalam mengenal warna di kelompok A2 yaitu kegiatan pembelajaran yang digunakan guru monoton, seperti kegiatan  mewarnai gambar yang sering diberikan, guru tidak pernah melakukan pengenalan warna secara langsung pada anak, selain itu guru juga tidak senang dengan kegiatan bermain kotor.
Warna yang akan dikenalkan kepada anak kelompok A2 yaitu berfokus pada warna primer dan sekunder, karena anak kelas A masih masuk dalam tahap perkenalan warna, sesuai dengan Permendiknas Nomer 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013. Sesuai dengan permasalahan yang terjadi, maka dipilih metode eksperimen media bahan alam sebagai metode pembelajaran yang digunakan untuk menunjang dan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal warna, diharapkan melalui metode tersebut, kemampuan kognitif anak dalam mengenal warna dapat meningkat, anak dapat menyebutkan 3 warna baru, anak dapat menunjukkan 3 warna baru, serta anak dapat mencampur 2-3 warna.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pengenalan Warna pada Anak Kelompok A2 Melalui Metode Eksperimen Bahana Alam di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017”.

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1.2.1   bagaimanakah penerapan metode eksperimen bahan alam untuk meningkatkan kemampuan anak kelompok A2 dalam mengenal warna di RA Darul Ibad Jember tahun pelajaran 2016/2017?

1.2.2   bagaimanakah peningkatan kemampuan anak kelompok A2 dalam mengenal warna melalui penerapan metode eksperimen bahan alam di RA Darul Ibad Jember tahun pelajaran 2016/2017 ?

1.3         Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk:

1.3.1   mendeskripsikan penerapan kemampuan mengenal warna dengan metode eksperimen bahan alam yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 RA Darul Ibad Jember;

1.3.2   untuk meningkatkan kemampuan anak kelompok A2 dalam mengenal warna melalui penerapan metode eksperimen bahan alam di RA Darul Ibad Jember.

1.4         Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian memaparkan kegunaan hasil penelitian yang akan dicapai. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1   bagi anak
a.    dapat meningkatkan kognitif anak dalam mengenal warna.
b.    dapat mengenal warna primer dan sekunder.
c.    dapat meningkatkan minat belajar anak terhadap materi yang disampaikan.

1.4.2   bagi pendidik
a.    dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang serupa.
b.    dapat menambah referensi dalam memilih metode pembelajaran dalam mengenal warna untuk anak usia dini.
c.    dapat mengembangkan pemahaman mengenai bahan alam yang dapat menghasilkan warna untuk anak usia dini dan cara mengenalkannya.
d.   dapat meningkatkan profesionalitas guru.

1.4.3   bagi peneliti
a.    dapat digunakan sebagai referensi dalam mengembangkan diri sebagai seorang calon guru yang professional.
b.    dapat menambah pengetahuan untuk menghadapi proses pembelajaran dalam praktek dilapangan.
c.    dapat mengembangkan potensi diri dalam menyelesaikan masalah pembelajaran.
d.   dapat menerapkan metode yang efektif dalam meningkatkan keterampilan proses belajar anak.
e.    dapat pengalaman dan pengetahuan bahwa metode eksperimen sederhana dapat meningkatkan keterampilan proses belajar pada anak.
f.     dapat menambah pengetahuan untuk melakukan penelitian tindakankelas.
g.    dapat menambah referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.4   bagi peneliti lain
a.    menambah referensi untuk penelitian berikutnya.
b.    sebagai acuan dalam melakukan penelitian yang sama.
c.    memberikan gambaran untu lain tentang penggunaan metode eksperimen media bahan alam dalam meningkatkan pengetahuan warna pada anak.








BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA




Bab ini akan diuraikan tentang 2.1 Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia Dini; 2.2 Metode Eksperimen Dengan Media Bahan Alam Bagi Anak Usia Dini; 2.3 Penelitian Relevan; 2.4 Kerangka Berpikir; dan 2.5 Hipotesis Penelitian. Berikut adalah masing-masing uaraiannya.

2.1         Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia Dini
2.1.1   Pengertian Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia Dini
Istilah kemampuan dapat didefinisikan dari berbagai arti, tergantung dari sudut mana kita memandang tentang istilah ini. Secara etimologi kemampuan diartikan sebagai kesanggupan atau kecakapan. Menurut Munandar (dalam Susanto, 2011:97) bahwa kemampuan merupakan daya yang berasal dari latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang dimiliki. Senada dengan munandar, Fatkhurohmah (dalam Purwanti, 2013:17) menyatakan bahwa kemampuan adalah potensi yang dibawa sejak lahir atau dari hasil latihan yang digunakan untuk melakukan kegiatan tertentu. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kemampuan merupakan suatu daya yang dimiliki seseorang karena bawaan atau hasil dari latihan yang dapat mendukung individu dalam menyelesaikan suatu tugas tertentu.
Kemampuan mengenal warna pada anak usia dini merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan otaknya, sebab pengenalan warna pada anak usia dini dapat merangsang indera penglihatan otak (Hernia, 2013:3). Mengenal warna merupakan salah satu indikator sains termasuk kedalam bidang pengembangan kognitif (Hernia, 2013:16).
Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuan tentang apa yang anak dengar, rasa, raba ataupun ia cium panca indera yang ia miliki. Pengenalan warna pada anak usia 4-5 tahun hendaknya memperhatikan perkembangan anak. Dalam Peraturan Menteri No. 58 tahun 2009 tingkat pencapaian perkembangan kemampuan kognitif anak usia 4-5 tahun sebagai berikut:
Tabel 2.1 Lingkup perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun
Lingkup Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Usia 4<5 tahun
Kognitif
A.       Pengetahuan umum dan sains
1.    Mengenal benda berdasarkan fungsinya (pisau untuk memotong, pensil untuk menulis)
2.    Menggunakan benda sebagai permainan simbolik (kursi sebagai mobil)
3.    Mengenal gejala sebab-akibat yang terkait dengan dirinya
4.    Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temarang, dan sebagainya)
5.    Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri
B.       Konsep bentuk, warna, ukuran dan pola
1.    Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk atau warna atau bentuk
2.    Mengklasifikasikan benda kedalam kelompok yang sama atau kelompok yang sama atau kelompok sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi
3.    Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC
4.    Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau warna
C.       Konsep bilangan, lambing bilangan dan huruf
1.     Mengetahui konsep banyak dan sedikit
2.     Membilang banyak benda 1-10
3.     Mengenal konsep bilangan
4.     Mengenal lambing bilangan
5.     Mengenal lambing huruf
(Peraturan Menteri No. 58 tahun 2009)
Dari tabel Peraturan Menteri No. 58 di atas, kemampuan mengenal warna termasuk dalam lingkup perkembangan kognitif. Mengenal warna pada anak usia 4-5 tahun, dapat disesuaikan dengan perkembangan anak sesuai tingkat pencampaian perkembangan. Terlihat pengetahuan warna masuk dalam lingkup perkembangan kognitif yaitu konsep warna, tingkat pencapaian perkembangan dapat dikategorikan sebagai berikut: (a) mengklasifikasikan benda berdasarkan warna; (b) mengklasifikasikan benda kedalam kelompok warna yang sama atau sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi; (c) mengenal pola warna AB-AB dan ABC-ABC dan; (d) mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi warna. Sedangkan kemampuan mengenal warna yang terdapat pada Kurikulum Taman Kanak-kanak 2010 yang dapat dicapai anak usia 4-5 tahun yaitu anak harus mampu memahami, menunjuk, mengelompokkan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan megenalan warna anak usia dini adalah kemampuan anak untuk mengenal konsep warna sesuai dengan tahap perkembangan anak masing-masing yang dilakukan secara konsisten untuk bekal pemahaman anak dimasa depan.

2.1.2   Pengertian Warna
Warna merupakan nama umum untuk semua pengindraan yang berasal dari aktivitas retina mata, jika cahaya mencapai retina, mekanisme saraf mata menanggapi, salah satunya memberi sinyal warna (Nugraha, 2008:5.34). Warna menurut sudut pandang ilmu fisika adalah sifat cahaya yang bergantung dari panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut. Sedangkan warna menurut sudut pandang ilmu bahan adalah sembarang zat tertentu yang memberikan warna, pemberi warna tersebut disebut pigmen (Nugraha, 2008:5.34).
Warna merupakan salah satu unsur yang tidak dapat berdiri sendiri, warna merupakan tampilan fisik pertama yang sampai ke mata guna membedakan ragam sesuatu, baik benda mati atau benda hidup, warna juga dapat didefinisikan secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif/psikologis merupakan dari pengelaman indera penglihatan (Mardhiyah, 2014:7).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa warna merupakan tampilan fisik nyata yang tertangkap langsung oleh retina mata akibat dari pancaran sifat cahaya.

2.1.3   Fungsi Warna
Menurut Mardhiyah (2014:8) membagi warna menjadi beberapa fungsi, yaitu:
a.              fungsi identitas
Warna memiliki kegunaan sebagai tanda pengenal pada suatu kelompok masyarakat ataupun organisasi/Negara seperti seragam, bendera, logo dll.
b.             fungsi isyarat/media komunikasi
Warna memberi tanda-tanda atas sifat dan kondisi, seperti merah bisa memberi isyarat marah, putih mengisyaratkan menyerah, kuning mengisyartkan ada sebuah kematian atau sedang berkabung, dll.
c.              fungsi psikologi
Warna dilihat dari sudut pandang kejiwaan serta dikaitkan dengan karakter-karakter manusia. Orang yang berkarakter extrovert lebih senang dengan warna-warna panas dan cerah. Sedangkan orang yang berkarakter introfet lebih senang dengan warna dingin dan gelap.
d.             fungsi alami
Warna merupakan gambaran benda tertentu yang bersifat nyata. Contoh warna hijau untuk menggambarkan daun, rumput, dan biru untuk laut dan langit.
e.              fungsi pembentukan keindahan
Warna dapat memudahkan kita dalam melihat dan mengenali suatu benda, contoh apabila kita meletakkan benda gelap diatas benda gelap, maka keindahannya tidak tampak dan kurang berfariasi, tapi akan terlihat berbeda jika dilakukan sebaliknya.

2.1.4   Penggolongan Warna
Menurut Nugraha (2008, 5.37-5.40) menyatakan penggolongan warna sebagai berikut:
a.              warna primer merupakan warna dasar. Warna primer tersusun atas tiga warna dasar, yaitu merah (seperti darah), biru (seperti langit atau laut), kuning (seperti kuning telur). Pada dasarnya warna primer bukan milik cahaya, tapi lebih merupakan konsep biologis, yang didasarkan pada respons fisiologis mata manusia terhadap cahaya.
b.             warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer. Dalam peralatan grafik, terdapat tiga warna primer cahaya: (R = Red) merah, (G = Green) hijau, (B = Blue) biru atau yang lebih dikenal dengan RGB yang bila digabungkan dalam komposisi tertentu akan menghasilkan berbagai macam warna. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta.
c.              warna tersier adalah warna yang dihasilkan dari campuran satu warna primer dengan satu warna sekunder dalam sebuah ruang warna.
d.             warna kuarter adalah warna hasil pencampuran dari dua warna tersier.

Berikut adalah tabel rumusan pencampuran warna yang dikemukakan oleh Sulasmi (dalam Hernia, 2013:31):
Tabel 2.2 Rumus pencampuran warna teori Munsell
No
Jenis Warna
Warna
Campuran Warna
Hasil Pencampuran Warna
1
Warna primer

Merah
Kuning
Biru
2
Warna sekunder
Merah + Kuning
Jingga/orange
Merah + Biru
Ungu
Kuning + Biru
Hijau
3
Warna tersier
Jingga + Merah
Jingga kemerahan
Jingga + Kuning
Jingga keunguan
Ungu + Merah
Ungu kemerahan
Ungu + Biru
Ungu kebiruan
Hijau + Kuning
Hijau kekuningan
Hijau + Biru
Hijau kebiruan
(Sulasmi dalam Hernia, 2013:31)
Sesuai dengan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa warna terdiri dari warna primer, sekunder, dan tersier. Warna primer merupakan warna asli atau warna utama yang terdiri dari merah, kuning, dan biru, sedangkan warna sekunder dan tersier merupakan hasil campuran dari warna yang akan menghasilkan warna lain atau diluar warna merah, kuning dan biru. Guru dapat mengenalkan bermacam-macam warna terutama warna primer, sekunder, dan tersier dengan cara menstimulasi menggunakan berbagai kegiatan yang digunakan guru dalam pengenalan warna di RA.
Menurut Nugraga (2008,5.40-5.41) warna dispesifikan kembali dalam bentuk lebih sederhana dan mudah difahami, yaitu:
a.              warna nertal adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder.
b.             warna kontras adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan yang lainnya.
c.              warna panas adalah kelompok warna yang dalam rentang setengah lingkaran didalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning.
d.             warna kuning adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran didalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu.

2.1.5   Manfaat Pengenalan Warna
Pengenalan warna adalah salah satu perkembangan kognitif yang harus dikembangkan sejak anak usia dini. Mayke. S. Tedjasaputra (dalam Hernia, 2013:31) menyatakan bahwa anak usia pra sekolah diharapkan menguasai berbagai konsep seperti warna, ukuran, bentuk, arah, besaran, sebagai landasan untuk belajar menulis, bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan alam. Menurut Hernia (2013:31-32) mengenal warna sejak anak usia dini banyak sekali manfaatnya yang dapat diperoleh, antara lain anak dapat mengembangkan kecerdasan, bukan hanya mengesah kemampuan mengingat, tapi juga imajinatif dan artistic, pemahaman ruang, keterampilan kognitif, serta pola berpikir kreatif. Pengenalan warna juga tidak terlepas dari proses pengindraan yaitu penglihatan mata. Menurut Ky Fudyartanta (dalam Hernia, 2013:31) menyatakan bahwa melalui proses penglihatan (warna) tersebut dapat merangsang perkembangan syaraf otak khususnya syaraf otak anak usia dini yang baru belajar mengenal objek benda (warna).
Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan mengenal warna dapat melatih dan memancing kepekaan anak dalam mempertajam penglihatannya. Sehubungan dengan hal tersebut, Harun Rasyid (dalam Hernia, 32:2013) berpendapat bahwa anak usia dini sangat sensitif penglihatannya pada benda yang menarik dan mencolok, seperti benda atau warna merah, ungu, kuning, biru, hijau.
Hernia (2013:32-33) menyimpulkan, “pengenalan warna juga bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak, selain itu melalui penglihatan dalam bentuk (warna) anak dapat merasakan dan mengungkapkan rasa keindahan dari adanya warna tersebut”. Menurut Montolalu (dalam Hernia, 2013:33) dapat disimpulkan bahwa manfaat pembelajaran pengenalan warna adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk:
1)        menyesuaikan bentuk dan warna;
2)        mengkombinasi warna;
3)        melihat hubungan antara bentuk, ukuran dan warna;
4)        menggores dan menggambar sesuatu sesuai petunjuk guru;
5)        mengembangkan kreativitas anak;
6)        mengembangkan kemampuan sensoris;
7)        mengembangkan kemampuan koordinasi mata-tangan;
8)        anak menjadi sangat tertarik dan merasa senang sehingga rasa ingin tahu muncul pada saat pembelajaran pengenalan warna; dan
9)        memberikan variasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi belajar anak.
Menurut beberapa sumber diatas, dapat disimpulkan bahwa manfaat pengenalan warna antara lain menyesuaikan bentuk dan warna, kombinasi warna, mengembangkan kreativitas, mengembangkan sensori, melatih koordinasi mata dan tangan, menumbuhkan minat belajar dan meningkatkan motivasi belajar. Dengan mengenalkan macam-macam warna sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh, terutama untuk perkembangan kemampuan kognitif anak usia dini.
            Setelah mengkaji tentang tahapan dalam mengenalkan warna pada anak, dalam implementasi yang digunakan tetap mengacu pada prinsip pembelajaran yang dilakukan di TK, yaitu melalui bermain, adapun fungsi bermain dalam kemampuan intelektual anak menurut Aryanto & Erica (dalam Asiyah, 2015:98-99) dapat dilihat pada beberapa hal berikut ini:
1.             merangsang perkembangan kognitif
Dengan bermain, sensori-motor (indra-penggerakan) anak dapat mengenal jenis-jenis warna.
2.             membangun struktur kognitif
Melalui bermain anak didik akan memperoleh informasi yang lebih banya sehingga pengetahuan dan pemahaman anak akan lebih banyak dan lebih dalam.
3.             membangun kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi mengelompokkan, mengurutkan, mengamati, membedakan, meramalkan, menentukan hubungan sebab akibat, membandingkan dan menarik kesimpulan.
4.             belajar memecahkan masalah
Anak didik didalam permainan akan menemukan berbagai masalah sehingga bermain akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui bahwa ada beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah.
Dengan demikian pembelajaran yang dirancang dengan kreatif dan sesuai dengan karakteristik anak akan banyak menghasilkan pengalaman berharga bagi anak. Begitu juga dengan pembelajaran mengenal warna di RA dimana anak didik diajak bermain warna dengan menggunakan metode eksperimen media bahan alam. Hal tersebut tanpa disadari oleh anak bahwa mereka sedang mengadakan proses pembelajaran.
  
2.2         Metode Eksperimen dengan Media Bahan Alam Bagi Anak Usia Dini
2.2.1   Pengertian Metode Eksperimen
Metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Trianto, 2011:87). Menurut Djamarah (dalam sari, 2015:18) metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik baik secara perorangan, ataupun kelompok, untuk dilakukan melalui proses atau percobaan. Metode eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada anak dimana anak memberi perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya (Trianto, 2011:96). Menurut Djadjadisastra (1982:10) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada murid untuk menemukan sendiri sesuatu fakta yang diperlukannya atauingin diketahuinya. Metode eksperimen juga diperjelas oleh pemendikbud RI No. 146 tahun 2014 tentang kurikulum pendidikan anak usia dini bahwa metode eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak dengan melakukan percobaan secara langsung dan mengamati hasilnya.
Semua definisi metode eksperimen tersebut menggambarkan bahwasannya metode eksperimen adalah suatu cara yang bisa dilakukan oleh pendidik ataupun anak untuk melakukan suatu percobaan langsung. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode dimana anak diberikan kebebasan untuk melakukan percobaan dengan petunjuk dan bimbingan dari guru. Metode ini mencoba membantu siswauntuk lebih terlibat aktif dalam kegiatan yang diberikan oleh guru. Metode eksperimen ini berpusat terhadap proses dan hasil eksperimen.

2.2.2   Kekurangan Dan Kelebihan Metode Eksperimen
Metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan . adapun kelebihan dan kekurangan metode eksperimen diungkapkan oleh Mulyani Sumantri & Johan Permana (1999:158-159) dapat disimpulkan sebagai berikut:
kelebihan metode eksperimen
a)      Membuat peserta didik yakin dan percaya atas percobaan yang dilakukan sendiri daripada hanya mendengarkan penjelasan guru;
b)      Peserta aktif terlibat langsung dalam mengumpulkan fakta, informasi ataupun data yang diperlukan melalui percobaan yang telah dilakukan;
c)      Dapat melatih anak untuk berpikir ilmiah;
d)     Memperluas wawasan dengan pengalaman langsung sesuai kenyataam;
e)      Peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang mengikat.
Kekurangan metode eksperimen
a.       Memerlukan peralatan eksperimen yang lengkap;
b.      Dapat menghambat pembelajaran lain ketika percobaan tersebut berlangsung lama;
c.       Menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang berpengalaman dalam penelitian;
d.      Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan menyimpulkan.
Sedangkan menurut Djadjadisastra (dalam Sari, 2015:20-21) kelebihan dan kekurangan metode eksperimen dapat disimpulkan sebagai berikut:
kebaikan atau keunggulan metode eksperimen
a.       Menimbulkan anak untuk aktif dalam bertanya dan merespon;
b.      Mengalami sendiri proses atau kejadian dalam pengamatan;
c.       Melalui proses pengamatan langsung, anak dapat benar-benar yakin akan hasil atau akibat dari suatu proses;
d.      Bersikap lebih hati-hati, teliti dan mampu berpikir analisis serta tidak mudah percaya omongan orang;
e.       Anak selalu tertarik pada hal-hal nyata atau realita;
f.       Anak selalu penasaran untuk mengetahui hal-hal baru di sekelulungnya;
g.      Mengembangkan sikap inovatif untuk menciptakan hal-hal baru;
h.      Dapat memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah melalui percobaan yang telah dilakukan dan dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian;
i.        Menumbuhkan sikap ingin tahu yang tinggi pada anak;
j.        Memperkaya pengalaman dan meningkatkan keterampilan.
kerugian atau kelemahan metode eksperimen
a.       Metode ini tidak dapat diterapkan pada setiap pembelajaran;
b.      Tidak semua hal dapat dieksperimenkan;
c.       Tidak semua kegiatan eksperimen akan berhasil, apalagi jika menggunakan zat-zat kimia dan belum pernah melakukan percobaan pada bahan-bahan tersebut;
d.      Karena mahalnya alat-alat praktikum, mengharuskan sekolah jarang menggunakan metode ini.
Setiap metode yang bisa digunakan pada dasarnya memiliki kekurangan dan kelebihan, namun guru bisa mengatasi kekurangan tersebut dengan cara memberikan inovasi. Salah satu contoh bila ingin menerapkan metode eksperimen pada anak TK untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal warna maka metode eksperimen yang diberikan dapat menggunakan media bahan alam.

2.2.3   Pengertian Media Bahan Alam
Media secara sederhana berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Fatimah dkk, 2015:2). Media pembelajaran adalah suatu perantara yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik. Pendapat tersebut sesuai dengan Trianto (2011:227) yang menjelaskan bahwa media pembelajaran ialah wadah penyampai pesan dalam pembelajaran yang disampaikan pada saat proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang digunakan untuk anak usia dini harus bersifat konkret, menarik perhatian anak, aman dan sesuai dengan tujuan pembelajaran (Fatimah dkk, 2015:2). Berdasarkan karakteristik tersebut maka media pembelajaran yang digunakan ialah media  bahan alam.
Media bahan alam yang dimaksud dalam penelitian ini ialah media yang berasal dari alam dalam penggunaannya dapat menghasilkan warna. Menurut Pitojo & Zumiati (dalam Fatimah dkk, 2015:2) media pewarna bahan alam merupakan media yang bersifat eksperimentatif, sehingga membuat pembelajaran lebih menarik. Selalin itu media bahan alam aman digunakan bagi anak usia dini, karena merupakan pewarna bahan alam yang aman dan tanpa efek samping. Dalam penggunaan media pewarna bahan alam tersebut perlu dipersiapkan dan direncanakan dengan baik supaya tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran warna merupakan implementasi kurikulum di TK. “Kurikulum tersebut dipaparkan bahwa mengenal warna merupakan salah satu indikator dari perkembangan kognitif anak.” Asiyah, 2015:97).
Media pewarna bahan alam memiliki kekurangan dan kelebihan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kekurangan media pewarna bahan alam
a.       Warna yang dihasilkan tidak bertahan lama
b.      Warnanya kurang mencolok
c.       Untuk menghasilkan warna yang bagus diperlukan bahan pewarna dalam jumlah banyak
d.      Keanekaragaman warnanya terbatas
Kelebihan media pewarna bahan alam
a.       Lebih aman digunakan untuk kegiatan anak usia dini
b.      Mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari
c.       Dapat memahami bahwa sebagian bahan alam disekitar juga dapat dijadikan pewarna alami
Menurut Nugraha (dalam Asiyah, 2015:98) terdapat beberapa saran dalam mengajarkan warna pada anak didik, hal tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)      Menberikan materi warna yang sederhana dan sesuai dengan perkembangan kognitif anak;
2)      Menggunakan sumber belajar yang dekat dengan lingkungan anak;
3)      Setiap pembelajaran hendaknya menggunakan media yang beragam agar anak tidak mudah bosan dan dan dapat menambah pengalaman belajar tentang warna;
4)      Harus kreatif dalam memberikan materi tentang warna.

2.2.4   Instrumen Penelitian
Dalam penggunaan media pewarna bahan alam, perlu dipersiapkan dan direncanakan dengan baik supaya tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai. Mengadopsi dari pendapat Pitoji & Zumiati (dalam Fatimah dkk, 2015:2) media pewarna bahan alam yang digunakan untuk anak usia dini dalam mengenal warna ialah daun jati (merah), kunyit (kuning), rebusan daun ubi jalar (biru), wortel (orange), daun singkong (hijau), dan ubi jalar ungu (ungu). Bahan-bahan alam tersebut digunakan dalam tindakan pada penelitian untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal warna

2.2.5   Langkah-Langkah Penggunaan Metode Eksperimen Media Bahan Alam
Menurut Sujiono (dalam Mardhiyah, 2013:18) kegiatan eksperimen dapat dilakukan dengan dan atau tanpa alat khusus. Sebagai contoh eksperimen yang dapat dilakukan adalah kegiatan pengenalan warna.
Adapun langkah-langkah penggunaan metode eksperimen menurut Ibid (dalam Mardhiyah, 2013:18-19) dapat disimpulkan sebagai berikut:
tahap I: mempersiapkan eksperimen
1.      Tentukan tujuan eksperimen yang berkaitan dengan konsep/konten materi yang akan disampaikan;
2.      Diskusikan dengan anak kegiatan yang akan dieksperimen dengan sejumlah pertanyaan yang akan dibuktikan jawabannya memerlukan pembuktian dari sebuah eksperimen;
3.      Kemukakan prosedur eksperimen yang akan dilakukan secara bertahap dari awal sampai akhir.
tahap II: pelaksanaan eksperimen
1.      Anak didik memulai eksperimen dibawah bimbingan  pendidik;
2.      Pendidik membimbing anak didik yang melakukan eksperimen;
3.      Pendidik mendorong anak didik berbuat aktif melakukan eksperimen;
4.      Evaluasi berlangsung selama eksperimen dilakukan oleh pendidik.
tahap III: mengambil kesimpulan dari hasil eksperimen
1.      Anak memberi laporan hasil eksperimen yang telah dilakukan di depan kelas;
2.      Laporan didiskusikan bersama dibawah bimbingan pendidik;
3.      Kesimpulan-kesimpulan hasil eksperimen harus sederhana dan terarah.




2.3         Penelitian Relevan
Terdapat beberapa penelitian tindakan kelas yang relevan berkaitan peningkatan kemampuan mengenal warna, metode eksperimen, pewarna bahan alam dan kognitif,
Asiyah (2015) hasil penelitian untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna dengan metode eksperimen bermain warna, hasil yang didapat selama penelitian dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus I, kemampuan anak belum Nampak, dengan melihat data 75% mencapai keberhasilan dan 25% mendapatkan keberhasilan. Setelah dilakukan siklus II keberhasilan anak dalam pengenalan warna meningkat, dengan melihat prosentase yang diperoleh mencapai 75%.
Mardhiyah (2013) dalam hasil penelitian mengenai upaya peningkatan kemampuan mengenal warna melalui metode eksperimen kelompok A TK Tamanagung 3 Muntilan, hasil kemampuan mengenal warna dapat dilihat dari hasil observasi prasiklus awal yang berani mencoba, tetapi masih kurang pas pada waktu megutarakan hasil pencampuran warna. Pada siklus I kemampuan mengenal warna mencapai 60% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 90%. Dengan demikian secara keseluruhan keaktifan anak mengalami peningkatan 30%.
Fatimah (2015) dalam hasil penelitian mengenai penggunaan media pewarna bahan alam untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna sekunder pada pererta didik kelompok A TK Islam Bakti XII Wonorejo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketuntasan kelas pada uji pratindakan sebesar 20%, pada siklus I diperoleh hasil ketuntasan kelas sebesar 65%, dan pada siklus II ketuntasan kelas mencapai 85%. Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media pewarna bahan alam dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna sekunder pada peserta didik kelompok A.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang relevan, maka dapat disimpulkan mengenalkan warna melalui metode eksperimen media bahan alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pemahaman memperoleh pengetahuan tentang warna
2.4         Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori diatas, peneliti menyimpulkan pemikirannya dalam kerangka berfikir. Berikut kerangka berfikir penelitiannya:
Kondisi Awal
Guru
Kegiatan pembelajaran yang diberikan guru monoton, seperti kegiatan mewarnai gambar yang sering diberikan, guru tidak pernah melakukan pengenalan warna secara langsung pada anak, selain itu guru juga tidak senang dengan kegiatan bermain kotor.
Anak
Kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 RA Darul Ibad Jember tahun pelajaran 2016/2017 masih belum berkembang optimal karena terdapat 14 anak yang memperoleh skor ≤60 dan nilai rata-rata kelas 54,99%.
Tindakan
Meningkatkan kemampuan mengenal warna anak dengan metode eksperimen media bahan alam
Melakukan pembelajaran yang dapat meningkatakan kemampuan  anak dalam mengenal warna menggunakan metode eksperimen media bahan alam
Berdasarkan hasil dari pembelajaran tersebut, jika masih terdapat kekurangan, maka dilakukan perbaikan melalui kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen media bahan alam kembali
Kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember  Tahun Pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan
Kondisi Akhir
 
























Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir

            Kemampuan anak dalam mengenal warna kelompok A2 RA Darul Ibad Jember masih tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan di RA Darul Ibad masih masih kurang efektif yang dalam proses pembelajarannya tidak pernah dikenalkan macam-macam warna secara langsung dan hanya menggunakan metode ceramah dan mewarnai gambar, sehingga minat belajar anak dalam mengenal warna tergolong rendah. Kondisi tersebut dianggap sebagai suatu masalah yang harus diatasi atau diselesaikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui penerapan metode eksperimen media bahan alam.

2.5         Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan, uraian dari kajian pustaka serta kerangka berpikir, maka selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika guru menggunakan metode  eksperimen media bahan alam maka hasil belajar mengenal warna pada anak kelompok A2 di RA Darul Ibad akan meningkat.








BAB 3. METODE PENELITIAN

Ban ini akan diuraikan tentang 3.1 Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian; 3.2 Definisi Operasional; 3.3 Desain Penelitian; 3.4 Prosedur Penelitian 3.5 Data dan Sumber Data; 3.6 Metode Pengumpulan Data; dan 3.7 Teknik Analisis Data. Berikut adalah masing-masing uraiannya.

3.1         Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian
Sekolah yang menjadi tempat penelitian ini adalah sekolah Raudhatul Athfal Darul Ibad Jember. Waktu yang dipilih untuk penelitian ini adalah semester genap pada tahun ajaran 2016/2017. Beberapa pertimbangan yang mendukung adanya penelitian ini berdasarkan pemilihan tempat dan waktu tersebut adalah sebagai berikut:
1.    kesediaan pihak Raudhatul Athfal Darul Ibad Jember;
2.    adanya masalah dalam pengetahuan warna pada anak yaitu rendahnya pengetahuan warna anak kelompok A2;
Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A2 Raudhatul Adhfal Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah anak dalam satu kelas adalah 20 anak yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.

3.2         Definisi Operasional
Menurut Setyowahyudi (2015:26) definisi operasional ialah uraian yang terbatas pada setiap istilah atau frasa kunci yang digunakan dalam penelitian dengan makna tunggal dan terukur. Devinisi operasional variable dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, media bahan alam dan pengenalan warna. Berikut adalah masing-masing penjelasannya.

3.2.1   Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang dilakukan oleh anak kelompok A2 Raudhatul Athfal Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017 untuk melakukan percobaan langsung dengan materi warna menggunakan media bahan alam.

3.2.2   Media Bahan Alam
Media bahan alam merupakan media yang berasal dari alam yang digunakan sebagai bahan percobaan pengenalan warna oleh anak kelompok A2 Raudhatil Athfal Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017. Bahan alam yang dimaksud yaitu bahan alam yang dapat mengeluarkan warna (daun jati, rebusan daun ubi jalar, kunyit dan buah naga).

3.2.3   Pengenalan Warna
Pengenalan warna yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh anak kelompok A2 Raudhatul Athfal Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017 dalam menyebutkan 3 warna baru, menunjukkan 3 warna baru, dan mencampurkan 2-3 warna.

3.3         Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desai penelitian tindakan kelas atau yang disingkat dengan PTK. Penelitian tindakan kelas (classroom action research) secara umum dapat diartikan sebagai suatu tindakan (action research) yang diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (Masyhud, 2014:172). Prosedur penelitian tindakan kelas ditempuh melalui berbagai kegiatan yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu tahap perencanaan/persiapan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk menanggulangi masalah yang ada di kelompok A2 RA Darul Ibad Jember, salah satunya yaitu masalah mengenai kemampuan mengenal warna pada anak yang tergolong rendah. Pelaksanaan penelitian berlangsung secara kolaboratif yaitu antara peneliti yang bertugas sebagai pelaksana tindakan serta teman sejawat dan guru kelompok A2 TK Darul Ibad Jember yang bertugas sebagai pihak yang mengamati jalannya proses tindakan (pengamat).
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya sebuah perbaikan yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 RA Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017 melalui penelitian tindakan kelas dengan beberapa tindakan atau siklus. Adapun proses pelaksanaannya disajikan seperti diagram berikut:

Rencana
 



Refleksi
Tindakan
Rencana
Siklus I                                                           Siklus II
Tindakan
Refleksi
Observasi
Observasi
 




                          

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2009:73)
Berdasarkan gambar skema tahapan penelitian tindakan tersebut, bahwa dalam PTK terdapat beberapa siklus dengan satu siklus terdiri dari permasalahan, perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis data, dan refleksi. Tahap paling akhir adalah refleksi yang mana kegiatan ini berfungsi untuk menentukan apakah pelaksanaan sudah berhasil mencapai tujuan penelitian atau masih belum. Apabila dalam refleksi masih menyatakan hasil yang belum sesuai atau yang diinginkan maka dilanjutkan pada siklus dua. Pada siklus dua tahapan siklus satu diulang, begitu seterusnya hingga hasil pelaksanaan sesuai dengan apa yang direncanakan.

3.4         Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini merencanakan akan menggunakan dua siklus. Apabila dalam siklus pertama hasilnya belum optimal dan tidak sesuai dengan yang direncanakan, maka akan dilanjutkan pada siklus kedua hingga mencapai keberhasilan yang diharapkan. Adapun bentuk tindakan pada masing-masing siklus terdiri dari.

3.4.1   Pra Siklus
Penelitian pada pra siklus diawali dengan meminta izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah serta guru kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember sebelum melakukan penelitian tindakan kelas. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan proses wawancara terhadap guru dikelompok A2 tentang proses pembelajaran serta dokumentasi untuk memperoleh data-data yang diperlukan.

3.4.2   Siklus I
Berdasarkan pada kegiatan pra siklus maka hasil yang didapat adalah rendahnya kemampuan mengenal warna pada anak kelompok A2 di RA Darul Ibad, sehingga diterapkan siklus I. Penerapan siklus I bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan mengenal warna melalui penerapan metode eksperimen media bahan alam. Langkah-langkah pada siklus I dilaksanakan berdasarkan tahapan berikut.
a.    Perencanaan
Perencanaan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1)      Alat peraga:
-          alat peraga langsung yaitu pewarna bahan alam
2)      Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi RPPH, lembar tes, lembar penilaian anak;
3)      Persiapan pembelajaran kegiatan pengenalan warna melalui metode eksperimen media bahan alam;
4)      Pembuatan instrument penilaian untuk persiapan penelitian tindakan kelas. Instrument penelitian yang dibuat meliputi: lembar observasi terhadap anak, pedoman wawancara terhadap guru, serta pedoman tes lisan dan tulis untuk anak;
5)      Menentukan dan mengkoodinasi pengamat yang akan membantu dalam kegiatan penelitian;
6)      Simulasi pembelajaran metode eksperimen bahan alam untuk mengenal warna.
b.    Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya dan berdasarkan RKH yang disusun. Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1)        Kegiatan awal
a)    Mengucapkan salam dan menyapa anak.
b)   Berdoa dan mengapsen anak.
c)    Memberikan apersepsi menuju pembelajaran inti.
d)   Menyampaikan bahasan materi tentang warna.
e)    Membentuk 3 kelompok yang beranggotakan 6-7 anak dalam setiap kelompok.
f)    Meminta anak berkumpul dengan kelompok masing-masing.
2)        Kegiatan inti
a)    Guru bercakap-cakap dengan anak mengenai kegiatan, peralatan, dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan percobaan.
b)   Anak diajak melakukan prediksi dari percobaan yang akan dilakukan.
c)    Guru memberikan penjelasan tentang pelaksanaan percobaan disertai contoh bagaimana mencampur warna yang benar dengan komposisi yang pas.
d)   Guru menyampaikan kepada anak hal-hal yang perlu diamati selama percobaan.
e)    Anak mempraktikkan sendiri apa yang telah disampaikan oleh guru, membuktikan kebenaran dari prediksi yang telah dilakukan.
f)    Guru berdiskusi dengan anak untuk menarik kesimpulan dari percobaan yang telah mereka lakukan.
g)   Kegiatan inti yang terakhir adalah guru menjelaskan lembar tes tulis kepada anak
h)   Anak menyelesaikan lembar tes tulis yang telah diberikan oleh guru.
3)        Kegiatan penutup
a)    Evaliasi hasil dan kinerja anak
b)   Penguatan pemahaman yang diperoleh anak bahwa banyak bahan-bahan alam yang ada disekeliling anak dapat menghasilkan warna serta dapat dimanfaatkan.
c)    Diskusi tentang kekurangan hari ini.
d)   Berdoa bersama lalu salam dan pulang.
c.    Observasi
Tahap observasi adalah tahap yang dilakukan saat pelaksanaan tindakan dengan menggunkan lembar observasi yang sudah disiapkan. Menurut Masyhud (dalam sari, 2015:33) mengungkapkan dalam PTK pada tahap ini bisa dilakukan sendiri atau dengan teman sejawat. Penelitian ini menggunakan empat observer yaitu guru kelompok A2 dan tiga teman sejawat.
Observer mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung terhadap guru dan anak. Observasi dilakukan terhadap guru berkaitan dengan perencanaan serta proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. Observasi dilakukan terhadap anak yaitu berkaitan dengan kegiatan belajar dalam peningkatan kemampuan mengenal warna.
d.   Refleksi
Tahap terakhir pada siklus I adalah refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengkaji keberhasilan dan kekurangan yang terjadi selama proses pelaksanaan tindakan yaitu dalam pembelajaran di kelas. Tahap refleksi dalam penelitian ini mengkaji seberapa besar keberhasilan metode eksperimen media bahan alam dalam meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak. Hasil dari refleksi ini akan dijadikan sebagai pedoman dalam memperbaiki proses pembelajaran pada siklus kedua apabila belum mencapai hasil yang diharapkan.


3.4.3   Siklus II
Siklus II merupakan siklus lanjutan dari siklus I. siklus ini berlaku jika masih ada kekurangan dan perbaikan pada siklus I. pelaksanaan pada siklus II juga terdiri atas empat tahap, yaitu : a) perencanaan; b) pelaksanaan; c) observasi; d) refleksi.

3.5         Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dari 1) hasil observasi yang dilakukan sebelum dan saat pembelajaran pengenalan warna dengan menggunakan metode eksperimen media bahan alam; 2) hasil daftar cek mengenai kegiatan anak pada saat pembelajaran pengenalan warna; 3) hasil dari skala penilaian mengenai kegiatan anak pada saat pembelajaran pengenalan warna; 4) hasil tes yang diperoleh anak dari mengkomunikasikan hasil percobaan pada LKS; 5) hasil wawancara yang digunakan pada guru setelah pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen media bahan alam; 6) dokumentasi yang diperoleh pada saat pembelajaran pengenalan warna berupa data anak, foto kegiatan dan nilai tes tulis yang berupa lembar kerja siswa.
Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh anak dan guru kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017 sebelum dan sesudah digunakannya metode eksperimen media bahan alam untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal warna.

3.6         Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, tes. Berikut masing-masing uraian dari metode pengumpulan data tersebut.

3.6.1   Metode Observasi
Arikunto (dalam Sari, 2015:38) menyatakan observasi adalah kegiatan untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Penelitian ini menggunakan metode observasi sebelum PTK bertujuan untuk mengetahui pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta untuk mengetahui aktivitas belajar siswa terutama dalam keterampilan proses sainsnya. Observasi juga dilakukan saat pelaksanaan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelompok A2 RA Darul Ibad sudah sesuai dengan rencana atau tidak, sesuai dengan kegiatan anak selama mengikuti pembelajaran pada setiap siklusnya.

3.6.2   Metode Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan responden (Hufad dalam Sunengsih,2015:41). Wawancara digunakan dalam penelitian tindakan kelas karena penelitian ini membutuhkan data yang berkaitan dengan perkembangan sikap anak setelah dilakukan tahapan siklus. Metode wawancara digunakan karena pada metode ini akan lebih memperoleh informasi yang dibutuhkan secara langsung dari terwawancara yakni guru. Wawancara dilakukan dengan guru kelompok A2 RA Darul Ibad.

3.6.3   Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ini bertujuan untuk mendapatkan data karakteristik subjek dan data hasil belajar siswa sebelum PTK dan dokumen lain yang dibutuhkan (Masyhud dalam Sari, 2015:38). Metode tersebut dilakukan dengan cara merekam dan mencatat seluruh data yang diperoleh selama melakukan penelitian.
Dokumentasi digunakan sebagai bukti dalam penelitian untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses berlangsung. Metode dokumentasi juga dibutuhkan untuk mendapatkan informasi mengenai tempat penelitian, proses pembelajaran yang berlangsung dan kondisi anak.

3.6.4   Metode Tes
Metode tes adalah suaru cara untuk memperoleh datahasil belajar anak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Masyhud (2014:215) tes terbagi menjadi lima jenis yaitu, tes hasil belajar (pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap), tes IQ, tes kepribadian, tes bakat dan tes sikap. Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman tentang kemampuan mengenal warna melalui metode eksprerimen media bahan alam.

3.7         Teknik Analisi Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Menurut Mashyud (2014:284) teknik analisis data kuantitatif menggunakan angka-angka sebagai teknik utama melalui analisis data. Sedangkan analisis data kualitatif adalah gambaran kualitas atau mutu dari hasil tindakan yang dilakukan. Hasil yang diperoleh dari penelitian dikuantitatifkan dan disimpulkan secara kualitatif, sedangkan analisis data deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan kualitas atau mutu angka-angka yang telah diperoleh dari hasil tindakan.
Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data dari hasil tes hasil belajar dan observasi, sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil wawancara, hasil tes hasil belajar dan observasi. Data dari hasil wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kemampuan mengenal warna anak sebelum dan sesuda menggunakan metode eksperimen media bahan alam. Data dari hasil observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas atau kegiatan anak dalam mengenal warna. Tes hasil belajar dan observasi yang telah diperoleh dari data deskriptif kuantitatif juga dianalisis melalui deskriptif kualitatif untuk menggambarkan kualitas angka yang telah diperoleh.
Langkah-langkah analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang berupa tes hasil.
a.              Hasil belajar siswa tentang kemampuan mengenal warna berupa tes hasil belajar melalui metode eksperimen media bahan alam dengan pedoman sebagai berikut.

Tabel 3.1 pedoman penilaian tes hasil belajar anak
No
Nama
Indikator Penilaian Kemampuan Mengenal Warna
Jumlah Skor


Menyebutkan 3 warna baru (5)
Menunjukkan 3 warna baru (5)
Mencampur 2-3 warna baru (5)
15

Tabel 3.2 kriteria penilaian kemampuan mengenal warna anak
Indikator penilaian
Kriteria penilaian
Skor
Menyebutkan 3 warna baru
Anak tidak mau melakukan kegiatan
1
Anak belum mampu menyebutkan warna
2
Anak mampu menyebutkan hanya 1 warna
3
Anak mampu menyebutkan 2 warna baru
4
Anak mampu  menyebutkan 3 warna baru
5
Menunjukkan 3 warna baru
Anak tidak mau melakukan kegiatan
1
Anak belum mampu menunjukkan warna
2
Anak mampu menunjukkan hanya 1 warna
3
Anak mampu menunjukkan 2 warna
4
Anak mampu menunjukkan 3 warna
5
Mencampurkan 2-3 warna
Anak tidak mau melakukan kegiatan
1
Anak belum mampu mencampurkan warna
2
Anak mampu mencampurkan 1 warna dengan benar
3
Anak mampu mencampur 2 warna (merah dan kuning) dengan benar dan mandiri
4
Anak mampu mencampur 3 warna (merah, kuning dan biru) dengan benar dan mandiri
5

b.             Data yang diperoleh dari hasil tes analisis secara kuantitatif, kemudian dianalisis untuk mengetahui keberhasilan di kelas, Pengolahan skor hasil tes anak dibedakan menjadi 2, yaitu secara individu dan secara klasikal. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai anak
1)        Analisis data individu
                 Keterangan:
                 pi     : prestasi individu
                 srt    : skor riil tercapai
                 si     : skor ideal yang dapat dicapai individu
                 100  : konstanta
                 (Masyhud, 2014:284)

2)        Analisis data klasikal
Keterangan:
pk     : prestasi kelas/kelompok
srtk   : skor riil tercapai kelas
sik    : skor ideal maksimal yang dapat bisa dicapai seluruh siswa dalam
  kelas
100   : konstanta
(Masyhud, 2014:286)

3)        Rumus persentase ketuntasan belajar
 
Keterangan:
P      : angka persentase
F      : frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N      : Number of Cass (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
100   : konstanta
(Sudijono, 2012:43)




Berikut kriteria penilaian peningkatan kemampuan mengenal warna dengan menggunakan persentase, baik secara individual maupun nilai rata-rata.
Tabel 3.3 Kriteria penilaian kemampuan mengenal warna anak
Kualifikasi
Skir
Sangat Baik
80 - 100
Baik
70 - 79
Cukup
60 - 69
Kurang
40 - 59
Sangat Kurang
0 - 39
(Sumber: Masyhud, 2015: 67)
Kriteria keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal warna melalui metode eksperimen media bahan alam secara individu maupun klasikal yaitu:
a.       Nilai yang diperoleh anak berdasarkan hasil tes hasil belajar, jika mencapai ≥ 70, maka anak dikatakan tuntas dan mengalami peningkatan kemampuan mengenal warna melalui metode eksperimen media bahan alam.
b.      Nilai rata-rata yang diperoleh suatu kelas berdasarkan hasil tes hasil belajar ≥ 70, maka kelas dikatakan tuntas dan mengalami peningkatan kemampuan mengenal warna melalui metode eksperimen media bahan alam.






BAB 5. PENUTUP 
5.1         Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut.

5.1.1   Penerapan metode eksperimen media bahan alam untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017 dilaksanakan melalui dua siklus. Siklus I diawali dengan perencanaan, pelaksanaan (pembukaan, inti, istirahat, dan penutup) pada kegiatan inti guru mengenalkan warna-warna dari bahan alam, setelah itu guru mendemonstrasikan kegiatan eksperimen dari bahan alam, kemudian guru menyuruh anak mempraktikkan kegiatan eksperimen tersebut dan menanyakan kepada anak warna apa yang dihasilkan dari bahan alam, dan terakhir guru memberi tes untuk mengetahui kemampuan mengenal warna anak. Hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I yaitu (1) anak masih ragu-ragu dalam menyebutkan warna; (2) anak masih bingung dalam membedakan warna; (3) anak belum mampu menyampur warna dengan sempurna. Siklus II hampir sama dengan siklus I tetapi pada siklus II supaya berhasil dengan optimal guru melakukan perbaikan, yaitu (1) guru memberi reward berupa pujian agar anak tidak ragu-ragu dalam menyebutkan warna; (2) guru menggunakan media warna bahan alam lebih banyak agar anak mudah membedakan warna; (3) guru menggunakan pewarna dari bahan alam yang sudah dalam bentuk cairan, sehingga anak dapat lebih mengenal warna-warna baru yang dihasilkan sendiri dari hasil eksperimen yang dilakukan.

5.1.2   Melalui metode eksperimen media bahan alam untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak kelompok A2 di RA Darul Ibad  Jember Tahun Pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata pada pra siklus 54,99, siklus I 66,33 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,33.

5.2         Saran
Berdasarkan penelitian tentang peningkatan kemampuan mengenal warna melalui penerapan metode eksperimen media bahan alam pada anak kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017, maka saran yang dapat diberikn sebagai berikut.

5.2.1   Bagi Guru
a.       Guru kelas hendaknya menggunakan kegiatan penerapan metode eksperimen media bahan alam untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak kelompok A sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan kegiatan sesuai dengan kontruktifis anak usia dini yaitu membangun pengetahuan mereka sendiri;
b.      Guru sebelum menerapkan kegiatan eksperimen media bahan alam hendaknya memahami dulu tahapan dalam menerapkan kegiatan eksperimen media bahan alam;
c.       Guru hendaknya memahami dan memperhatikan alokasi waktu pemilihan tema tugas serta kemampuan anak sebagai pertimbangan dalam penerapan kegiatan eksperimen media bahan alam.

5.2.2   Bagi Kepala Sekolah
a.       Kepala sekolah hendaknya memotivasi guru untuk menerapkan kegiatan eksperimen bahan alam khususnya pada pembelajaran pengenalan warna di sekolah;
b.      Kepala sekolah hendaknya mengusahakan fasilitas alat dan bahan bagi guru dalam menerapkan kegiatan eksperimen bahan alam.
5.2.3   Bagi Peneliti Lain
a.       Apabila akan melaksanakan penelitian sejenis, peneliti hendaknya mempersiapkan segala sesuatu dengan baik sehingga penerapan kegiatan eksperimen media bahan alam dalam pembelajaran dapat memberikan hasil yang obtimal;
b.      Peneliti lain hendaknya menganalisis kelemahan dan keberhasilan untuk dijadikan pertimbangan dan perbaikan dalam penelitian sejenis;
c.       Peneliti lain hendaknya mengembangkan penelitian ini untuk menemukan sesuaitu yang baru dalam upaya meningkatkan kemampuan atau hasil belajar anak.







DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhadjono, dan Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksa.

Arumsari, F. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Penerapan Metode Eksperimen pada Kelompok B1 di TK Assa’adah Baledono Purworejo. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Asiyah, N. 2015. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Dengan Metode Eksperimen Bermain Warna pada Anak Kelompok B TK Khadijah 202 Karangsari Sempu. Jurnal Ar-Risalah. 13: 94-107.

Fajrin, S. A. 2014. Peningkatan Kemampuan Kognitif Mengenal Warna Melalui Permainan Mencampur Warna Dengan Media Bahan Alam Pada Anak. Jurnal PG-PAUD IKIP Veteran Semarang. 2(2): 70-81

Fatimah, O. I. R. W. A, K. 2014. Penggunaan Media Pewarna Bahan Alam Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Sekunder pada Peserta didik Kelompok A TK Islam Bakti XII Wonorejo Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Universitas Sebelas Maret. 1-8.

Hernia, H. 2013. Kemampuan Mengenal Warna pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Segugus III Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Komarayanti, S. 2011. Modul Metode Pembelajaran Sains dan Matematika Anak Usia Dini. Jember: Universitas Muhammadiya Jember.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2007. Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung: Quranidea

Masitoh., H. D., dan O. S. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mardhiyah, S. 2013. Upaya Peningkatan Kemampuan Mengenal Warna melalui Metode Eksperimen Kelompok RA Tamanagung 3 Muntilan Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Masyhud, M. S. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Jember: Lembaga Pengembangan Manajemen dan Profesi Kependidikan (LPMK)

Montolalu., B. E. F. 2009. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Mulyani, S. dan J. P. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nugraha, A. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini. Jakarta: Debdiknas.

Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia. 2014. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta

Sari, I. R. 2016. “Peningkatan Keterampilan Proses Sains Anak Kelompok A Melalui Metode Eksperimen Sederhana di Taman Kanak-kanak Al-Ma’arif Kalisat Jember Tahun ajaran 2015/2016 ”. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember: Universitas Jember

Setyowahyudi, R. 2015. “Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Kelompok B2 Melalui Permainan Ular Tangga di TK Jember Permai 1 Kecamatan Sumber sari Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2015/2016”. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember: Universitas Jember

Sujiono, Y. N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dinu. Jakarta: Indeks.

Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia DiniPengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenadamedia Droup.

Sutejah, E., M. S. Y., dan M. H. I. 2016. Pengenalan Warna Melalui Penggunaan Model Experiential Learning Pada Anak Usia Dini.  Antologi UPI. 1-10.

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Universitas Jember. 2016. Pedoman Penilisan Karya Ilmiah. Jember: Jember University Pres.

Zoleha, F. 2013. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui Metode Eksperimen pada Anak Usia Dini di PAUD Bunga Jempa UPTD SKB Kabupaten Lebong. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Bengkulu: Universitas Bengkulu.