PENINGKATAN
KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A2 MELALUI METODE EKSPERIMEN
BAHAN ALAM DI RA DARUL IBAD JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi
tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
(S1)
Oleh
Yulita
Susanti
NIM
130210205028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya,
sehingga karya tulis ini dapat tersususn dengan baik. Dengan kata
Alhamdulillah, karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
1)
kedua orang tua tercinta, Ayahanda
Misnali dan Ibunda Suwati, serta adik tersayang Nova
Sulistiawan dan Yana Sulistianti, Terima kasih atas untaian dzikir dan
do’anya yang selalu mengiringi setiap langkah, atas kesabaran, pengorbanan,
nasihat, motivasi, dan curahan kasih sayang yang tiada henti selama ini;
2)
guru-guru sejak Taman Kanak-kanak, SD,
SMP, SMA sampai dengan Perguruan Tinggi, serta Dosen pembimbing maupun penguji
Skripsi yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya dengan penuh iklas; dan
3)
almamater Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jember yang saya banggakan.
MOTTO
“Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(Q.S.
Ar-Rahman: 77)[1]
PERNYATAAN
Saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
nama :
Yulita Susanti
NIM :
130210205048
Program Studi :
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
menyatakan
dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Peningkatan Kemampuan
Pengenalan Warna pada Anak Kelompok A2 melalui Metode Eksperimen Bahan Alam di RA Darul
Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017” adalah benar-benar hasil karya sendiri,
kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada
instansi manapun, dan bukan karya jiplakan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada paksaan dari
pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian
hari pernyataan ini tidak benar.
Jember, 8 Juni 2017
Yang menyatakan,
Yulita Susanti
NIM. 130210205048
SKRIPSI
PENINGKATAN
KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A2 MELALUI METODE EKSPERIMEN
BAHAN ALAM DI RA DARUL IBAD JEMBER
TAHUN PELAJARAN
2016/2017
Oleh
Yulita
Susanti
NIM
130210205048
Pembimbing
Dosen Pembimbing I : Dr.
Nanik Yuliati, M. Pd.
Dosen Pembimbing II : Drs.
Syarifuddin, M. Pd.
HALAMAN PERSETUJUAN
PENINGKATAN
KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A2 MELALUI METODE EKSPERIMEN
BAHAN ALAM DI RA DARUL IBAD JEMBER
TAHUNPELAJARAN
2016/2017
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas
akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (S1)
dan mencapai gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Nama : Yulita Susanti
NIM : 130210205048
Angkatan : Tahun 2013
Daerah Asal : Pasuruan
Tempat/Tanggal
lahir : Pasuruan, 7 Juli 1993
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini
Disetujui
Oleh
Dosen Pembimbing I, Dosen
Pembimbing II,
Dr. Nanik Yuliati, M. Pd. Drs.
Syarifuddin, M. Pd.
NIP. 19610729 198802 2 001 NIP.
19590520 198602 1 001
PENGESAHAN
Skripsi berjudul
“Peningkatan Kemampuan Pengenalan Warna pada Anak Kelompok A2 melalui Metode
Eksperimen Bahan Alam di RA Darul Ibad
Jember Tahun Pelajaran 2016/2017” telah diuji dan disahkan pada:
hari, tanggal : Kamis, 8 Juni 2017
tempat : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember
Tim Penguji :
Ketua,
Dr. Nanik Yuliati, M. Pd.
NIP.
19610729 198802 2 001
|
Sekretaris,
Drs. Syarifuddin, M. Pd.
NIP. 19590520 198602 1 001
|
Penguji I,
Drs. Nuriman, Ph. D.
NIP. 19650601 199302 1 001
|
Penguji II,
Agustiningsih, S.Pd.,M.Pd.
NIP: 19830806 200912 2 006
|
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Jember,
Prof.
Drs. Dafik, M. Sc, Ph. D.
NIP. 19680802 199303 1 004
RINGKASAN
Peningkatan Kemampuan Pengenalan Warna
pada Anak Kelompok A2 melalui Metode Eksperimen Bahan Alam di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017; Yulita Susanti;
130210205048; 58 halaman; Program Studi Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.
Kemampuan mengenalkan warna kepada anak diharapkan dapat meningkatkan daya
pikir serta kreativitas anak, selain itu melalui penglihatan dalam bentuk
(warna) anak dapat merasakan dan mengungkapkan rasa keindahan dari adanya warna
tersebut. Indikator mengenalkan warna pada anak kelompok A usia 4-6 tahun yaitu
anak dapat menyebutkan 3 warna baru, anak dapat menunjukkan 3 warna baru, dan
anak dapat mencampurkan 2-3 warna. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi
pada pra siklus di RA Darul Ibad Jember kemampuan
anak dalam mengenal warna sangat rendah, hal ini dikarenakan
kegiatan pembelajaran yang diberikan guru monoton, seperti kegiatan mewarnai gambar yang sering diberikan, guru
tidak pernah melakukan pengenalan warna secara langsung pada anak, selain itu
guru juga tidak senang dengan kegiatan bermain kotor.
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini: (1)
bagaimanakah penerapan metode eksperimen bahan alam untuk meningkatkan
kemampuan anak kelompok A2 dalam mengenal warna di RA Darul
Ibad Jember? dan (2) bagaimanakah peningkatan kemampuan anak kelompok A2 dalam
mengenal warna melalui penerapan metode eksperimen bahan alam di RA Darul
Ibad Jember?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka
tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan penerapan kemampuan
mengenal warna dengan metode eksperimen bahan alam yang dapat meningkatkan
kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 RA Darul
Ibad Jember, dan (2) meningkatkan kemampuan anak kelompok A2 dalam mengenal
warna melalui penerapan metode eksperimen bahan alam di RA Darul
Ibad Jember.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
rancangan penelitiannya menggunakan model rancangan Mulyasa (2009). Tindakan
penelitian melalui penerapan metode eksperimen bahan alam dilakukan dengan dua
siklus. Siklus I guru mengenalkan warna-warna dari bahan alam, setelah itu guru
mendemonstrasikan kegiatan eksperimen dari bahan alam, kemudian guru menyuruh
anak mempraktikkan kegiatan eksperimen tersebut dan menanyakan kepada anak
warna apa yang dihasilkan dari bahan alam, dan terakhir guru memberi tes untuk
mengetahui kemampuan mengenal warna anak, pada siklus I masih ada beberapa anak
yang memerlukan bantuan guru dalam menyebutkan warna dikarenakan anak masih ragu
dalam mengungkapkan, masih belum mampu dalam menunjuk warna yang diinginkan
karena bingung dalam membedakan warna, dan masih belum mampu mencampur warna
dengan baik, sehingga nilai rata-rata kelas belum mencapai target, maka dari
itu guru melakukan kegiatan yang sama di siklus II, pada siklus II guru
mengatasi anak yang masih ragu dalam menyebutkan warna dengan cara memberikan
reward berupa pujian, mengatasi masalah anak yang masih bingung dalam
menunjukkan warna dengan cara memberikan media berupa bahan alam asli yang
warnanya berbeda satu sama lainnya, dan mengatasi masalah anak yang masih belum
mampu dalam mencampur warna dengan baik dengan cara menakar tiap warna yang
akan dicampur dengan takaran yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan mengenal warna anak
kelompok A2 melalui metode eksperimen bahan alam, hal ini dapat dilihat
berdasarkan nilai rata-rata kelas pada pra siklus 54,99, siklus I 66,33 dan
pada siklus II meningkat menjadi 80,33. Hal tersebut menunjukkan peningkatan hasil
belajar pada siklus I ke siklus II sebesar 14. Selanjutnya juga dapat dilihat
dari nilai ketuntasan anak siklus I sebesar 55% dan pada siklus II meningkat
menjadi 85%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan metode eksperimen
bahan alam, kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 di RA Darul
Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan.
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Pengenalan Warna pada Anak Kelompok A2 melalui
Metode Eksperimen Bahan Alam di RA Darul Ibad
Jember Tahun Pelajaran 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S1)
pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak.. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1.
Dr. Nanik Yuliati, M. Pd., Drs.
Syarifuddin, M. Pd., selaku Dosen pembimbing I dan II, Drs. Nuriman, Ph.D.,
Agustiningsih, S.Pd.,M.Pd., Selaku Dosen pembimbing anggota I dan II yang telah
meluangkan waktu, pikiran,dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;
2.
Prof. Dr. M. Sulthon, M.Pd., selaku
Dosen pembimbing akademik yang telah membimbing selama penulis menjadi
mahasiswa;
3.
Kepada Om Istiyadi Swasono dan Tante
Senny Weyara D. S yang telah membimbing serta mendidik dan menjadi orang tua
kedua selama berkuliah;
4.
M. Rizky Zainuri yang selama ini senantiasa
sabar dan memberi dukungan;
5.
Verika, Luluk, Annisa, Ulta, Gadis, Fitri, Irma,
Avivah, Retno, serta Ila, terimakasih atas setiap kenangan yang telah dilewati
bersama selama ini;
6.
Sahabat-sahabat di HMI Komisariat KIP dan
Pramuka Universitas Jember yang telah memberikan ilmu dan wawasan
selama berkuliah; dan
7.
Semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat.
Jember, Juni 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................
ii
HALAMAN MOTTO.........................................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN...........................................................................
iv
HALAMAN PEMBIMBING ............................................................................ v
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................
vi
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ vii
RINGKASAN.....................................................................................................
viii
PRAKATA.......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..
xiv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xvi
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3
Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
1.4
Manfaat Penelitian............................................................................ 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8
2.1 Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia
Dini............................. 8
2.1.1
Pengertian Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia Dini...... 8
2.1.2
Pengertiam Warna..................................................................... 10
2.1.3
Fungsi Warna............................................................................ 10
2.1.4
Penggolongan Warna................................................................ 11
2.1.5
Manfaat Pengenalan Warna...................................................... 13
2.2 Metode Eksperimen dengan Media Bahan
Alam Bagi Anak Usia
Dini.................................................................................................... 15
2.2.1
Pengertian Metode Eksperimen................................................ 15
2.2.2
Kekurangan dan Kelebihan Metode Eksperimen...................... 16
2.2.3
Pengertian Media Bahan Alam................................................. 18
2.2.4
Instrumen Penelitian.................................................................. 19
2.2.5
Langkah-langkah Penggunaan Metode Eksperimen Media
Bahan
Alam.............................................................................. 20
2.3 Penelitian
Relevan............................................................................. 21
2.4
Kerangka Berpikir............................................................................ 22
2.5
Hipotesis Penelitian............................................................................ 23
BAB 3. METODE PENELITIAN..................................................................... 24
3.1
Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian........................................... 24
3.2 Definisi Operasional.......................................................................... 24
3.2.1
Metode Eksperimen.................................................................. 24
3.2.2
Media Bahan Alam................................................................... 25
3.2.3
Pengenalan Warna..................................................................... 25
3.3
Desain Penelitian................................................................................ 25
3.4
Prosedur Penelitian........................................................................... 26
3.4.1 Pra Siklus................................................................................... 27
3.4.2 Siklus I...................................................................................... 27
3.4.3 Siklus II..................................................................................... 30
3.5 Data
dan Sumber Data..................................................................... 30
3.6
Metode Pengumpulan Data.............................................................. 30
3.6.1 Metode Observasi..................................................................... 30
3.6.2 Metode Wawancara.................................................................. 31
3.6.3 Metode Dokumentasi................................................................ 31
3.5.4 Metode Tes................................................................................ 31
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................ 32
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 36
4.1 Jadwal Penelitian............................................................................... 36
4.2 Kondisi Awal (Pra Siklus)................................................................. 36
4.3
Prosedur Penerapan Kegiatan Metode Eksperimen Media Bahan Alam untuk
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna pada Anak Kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017......................................................................... 38
4.3.1 Hasil dan Pembahasan pada Siklus I......................................... 38
4.3.2 Hasil dan Pembahasan pada Siklus
II....................................... 43
4.4
Peningkatan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Metode Eksperime Media Bahan Alam
pada Anak Kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran
2016/2017 49
4.5
Pembahasan....................................................................................... 51
4.6
Temuan Penelitian............................................................................. 52
BAB 5. PENUTUP.............................................................................................. 54
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 54
5.2 Saran................................................................................................... 55
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 57
LAMPIRAN
....................................................................................................... 59
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Lingkup Perkembangan Kognitif Anak
Usia 4-5 Tahun................................. 9
2.2 Rumus Pencampuran Warna Teori
Munsell.................................................... 12
3.1 Pedoman Penilaian Tes Hasil Belajar
Anak.................................................... 33
3.2 Kriteria Penilaian Kemampuan
Mengenal Warna Anak.................................. 33
3.3 Kriteria Penilaian Kemampuan
Mengenal Warna Anak.................................. 35
4.1 Jadwal Penelitian............................................................................................. 36
4.2 Analisis Keberhasilan
Pengenalan Warna Anak Pra Siklus............................. 37
4.3 Analisis
Ketuntasan Pengenalan Warna Anak Siklus I................................... 42
4.4 Analisis
Ketuntasan Pengenalan Warna Anak Siklus II................................. 47
4.5 Perbandingan Nilai Kemampuan
Mengenal Warna secara Klasikal pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus
II 49
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1
Bagan Kerangka Berpikir ............................................................................... 22
3.1 Bagan
Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2009: 73)................................... 26
4.1 Diagram Perbandingan Presentase
Nilai Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 50
4.2
Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas..................................................... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A.
Matrik Penelitian ......................................................................................... 59
B.
Pedoman Pengumpulan Data....................................................................... 61
B.1
Pedoman Observasi............................................................................... 61
B.2
Pedoman Wawancara............................................................................ 61
B.3
Pedoman Dokumentasi......................................................................... 62
B.4
Pedoman Tes Unjuk Kerja.................................................................... 62
C.
Pedoman Observasi..................................................................................... 63
C.1
Pedoman Observasi Guru..................................................................... 63
C.1a Pedoman
Observasi Kegiatan Guru............................................. 63
C.1b Hasil Observasi
Kegiatan Guru Siklus 1...................................... 65
C.1c Hasil Observasi
Kegiatan Guru Siklus II..................................... 67
C.2
Pedoman Observasi Anak..................................................................... 69
C.2a Pedoman
Observasi Kegiatan Anak............................................. 69
C.2b Hasil
Observasi Kegiatan Anak pada Siklus I............................. 70
C.2c Hasil
Observasi Kegiatan Anak pada Siklus II............................ 72
D.
Pedoman Wawancara.................................................................................. 74
D.1 Pedoman
Wawancara........................................................................... 74
D.1a Pedoman
Wawancara dengan Guru Sebelum Tindakan.............. 74
D.1b Pedoman
Wawancara dengan Guru Setelah Tindakan Siklus I.. 75
D.1c Pedoman
Wawancara dengan Guru Setelah Tindakan Siklus II. 76
D.2
Hasil Wawancara.................................................................................. 77
D.2a Hasil
Wawancara dengan Guru Sebelum Tindakan..................... 77
D.2b Hasil
Wawancara Dengan Guru Setelah Tindakan Siklus I........ 79
D.2c Hasil
Wawancara dengan Guru Setelah Tindakan Siklus II........ 81
E.
Dokumentasi ............................................................................................... 82
E.1 Profil
Sekolah........................................................................................ 82
E.2 Daftar Nama
Anak................................................................................ 83
E.3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada Tahap Pra Siklus 84
E.4 Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada Tahap
Siklus I.................................................................................................. 87
E.5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada Tahap
Siklus I.................................................................................................. 91
F.
Pedoman dan Hasil Data Tes Hasil Belajar................................................. 95
F.1 Pedoman
Penilaian Tes Hasil Belajar Anak .......................................... 95
F.2 Kriteria
Penilaian Kemampuan Mengenal Warna Anak........................ 95
F.3 Pedoman Tes
Objektif dan Tes Unjuk Kerja Siklus I dan Siklus II...... 95
F.4 Pedoman Penilaian
Kemampuan Mengenal Wana................................ 97
F.5 Hasil
Observasi Penilaian Kemampuan Mengenal Warna Pra Siklus.100
F.6 Hasil Penilaian
Kemampuan Mengenal Warna Siklu………………..102
F.7 Hasil Penilaian Kemampuan
Mengenal Warna Siklus II…………….106
G. .... Foto
Pelaksanaan Kegiatan……………………………………………….110
G.1 Foto
Pelaksanaan Siklus I……………………………………………110
G.2 Foto
Pelaksanaan Siklus II…………………………………………...112
H...... Surat
Keterangan Kepala Sekolah………………………………………..115
I. Surat Ijin
Penelitian………………………………………………………116
J. Biodata…………………………………………………………………....117
[1] Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2007. Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung: Quranidea
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini akan diuraikan tentang 1.1 Latar Belakang Penelitian; 1.2 Rumusan
Masalah; 1.3 Tujuan Penelitian; 1.4 Manfaat Penelitian. Berikut adalah
masing-masing uraiannya.
1.1
Latar Belakang
Anak merupakan sosok individu yang unik dan memiliki karakteristik yang
khusus baik dari segi kognitif, sosial, emosi, bahasa, fisik, maupun motorik,
dan sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat (Masitoh, 2011:1.16).
Anak usia dini merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus
dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama
dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu
terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah tak pernah
berhenti bereksplorasi dan belajar (Sujiono, 2009:6).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini bahwa Penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini dilakukan melalui tiga jalur yaitu pendidikan formal,
nonformal, dan informal. Pendidikan formal usia dini adalah berbentuk Taman
Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lainnya yang sederajat
(Sujiono, 2009:8). Pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Tempat
Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lainnya yang sederajat. Pendidikan informal
berbentuk pendidikan keluarga. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya juga
meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua
dalam proses perawatan.
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membangun rasa percaya diri yang
sangat penting dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan atau prestasi sekolah pada
masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sujiono (2009:42) bahwa tujuan
pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan berbagai potensi
anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Menurut Catron dan Allen (dalam
Sujiono, 2009:62)
menyebutkan bahwa terdapat 6 (enam) aspek perkembangan anak usia dini yaitu
perkembangan kesadaran personal, sosial, emosional, komunikasi, kognitif, dan
kemampuan motorik. Namun, secara umum dapat dibedakan beberapa aspek
perkembangan anak diantaranya aspek moral dan agama, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial dan emosional.
Seluruh aspek pada dasarnya penting untuk dikembangkan pada anak usia dini,
salah satunya adalah aspek kognitif. Kemampuan kognitif diperlukan anak sebagai
kerangka untuk mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang mereka lihat,
dengar, rasa, raba, ataupun cium melalui panca inderanya (Sujiono, dalam Sari,
2016:2). Kemampuan anak dalam bidang kognitif yang harus dikembangkan yaitu
konsep bentuk, warna, ukuran, pola, bilangan, lambing bilangan, huruf dan
sains.
Pengenalan warna adalah salah satu perkembangan kognitif yang harus
dikembangkan pada anak usia dini. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pepublik Indonesia No. 137 Tahun 2014 menyatakan bahwa kemampuan mengenal warna
termasuk dalam lingkungan perkembangan kognitif. Pengenalan warna bermanfaat
untuk meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak, selain itu melalui
penglihatan dalam bentuk (warna) anak dapat merasakan dan mengungkapkan rasa
keindahan dari adanya warna tersebut (Sutejah dkk., 2016: 5).
Metode merupakan suatu cara kerja yang bersistem, yang memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan, guna mencapai tujuan yang ditentikan (Satibi,
2011:4.4). Salah satu metode yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif anak dalam mengenal warna yaitu metode eksperimen. Melalui
metode eksperimen anak dapat mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban
atas persoalan-persoalan yang dihadapinya, melatih cara berfikir ilmiah, anak
didik lebih aktif berfikir dan berbuat, serta menemukan bukti kebenaran dari
sebuah teori yang dipelajari (Djamarah dalam Zoleha, 2013:17).
Salah satu solusi media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
anak dalam mengenal warna yaitu media pewarna bahan alam. Media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah
berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver) (Zaman, 2008: 4.4). Media pembelajaran adalah suatu
perantara yang digunakan pendidik dalam menyampaikan informasi kepada peserta
didik. Pendapat tersebut sesuai dengan Trianto (dalam Fatimah dkk, 2014:2)
menjelaskan bahwa media pembelajaran ialah wadah penyampaian pesan dalam
pembelajaran yang disampaikan pada saat proses belajar mengajar. Media
pembelajaran yang digunakan untuk anak usia dini harus bersifat konkret,
menarik perhatian anak, aman dan sesuai dengan tujuan pembelajaran (Fatimah
dkk, 2014:2). Berdasarkan karakteristik tersebut maka media pembelajaran yang digunakan
ialah media pewarna bahan alam. Media pewarna bahan alam merupakan media yang
konkret dan bersifat eksperimentatif sehingga membuat pembelajaran menjadi
lebih bermakna (Fatimah, dkk, 2014:2)
Tokoh kontruktivis seperti Piaget dan Lev Vygotsky meyakini bahwa
pembelajaran terjadi pada anak saat memahami dunia sekeliling mereka (Fajrin,
2014:71). Piaget (dalam Sujiono, 2009:60) menyatakan bahwa perkembangan
kognitif terjadi ketika anak sudah membangun pengetahuan melalui eksplorasi
aktif dan penyelidikan pada lingkungan fisik dan sosial di lingkungan sekitar. Pengertian
yang senada juga dikemukakan oleh Lev Vygotsky (dalam Sujiono, 2009:60 ) bahwa
pengetahuan tidak diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan
merupakan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak itu sendiri.
Melalui proses pemberian pengalaman belajar dengan metode eksperimen media
bahan alam anak diharapkan terdorong untuk meningkatkan kemampuan mengenal
warna. Karena melalui kegiatan eksperimen dapat merangsang anak membangun
pengetahuan mereka sendiri, selain itu dalam struktur kognitif yang diperoleh
anak dari belajar dapat stabil dan tersusun secara relevan. Pernyataan tersebut
sesuai dengan indikator yang terdapat di Permendiknas Nomer 146 tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 tentang Pendidikan Anak Usia Dini bahwa tingkat
perkembangan anak usia 4-6 tahun dalam bidang kognitif yaitu mengetahui cara
memecahkan masalah sehari-hari dan berprilaku kreatif, selain itu anak-anak
juga dapat mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran,
pola, sifat, suara, tekstur, fungsi dan ciri-cirinya). Berdasarkan hal tersebut
dapat diartikan bahwa anak usia 4-6 tahun sudah harus dapat mengenal konsep
bentuk warna, ukuran, pola dengan baik, jika anak belum dapat mengenal
indikator tersebut dengan baik berarti anak mengalami kesulitan dalam
perkembangan kognitifnya khususnya kemampuan mengenal warna.
Berdasarkan hasil observasi di kelompok A2 RA Darul Ibad, terdapat 20 anak yang terdiri dari 11 anak
laki-laki dan 9 anak perempuan, ditemukan bahwa kemampuan kognitif anak
kelompok A2 dalam mengenal warna belum berkembang dengan optimal, diantaranya,
1) anak-anak sebagian besar belum begitu mengenal macam-macam warna; 2) anak-anak
juga masih sulit membedakan antara warna yang satu dan warna yang lainnya; 3) serta
penggunaan bahasa sehari-hari yang mempengaruhi. Faktor yang menyebabkan masih
rendahnya kemampuan anak dalam mengenal warna di kelompok A2 yaitu kegiatan pembelajaran yang digunakan guru monoton, seperti
kegiatan mewarnai gambar yang sering
diberikan, guru tidak pernah melakukan pengenalan warna secara langsung pada
anak, selain itu guru juga tidak senang dengan kegiatan bermain kotor.
Warna yang akan dikenalkan kepada anak kelompok A2 yaitu berfokus pada
warna primer dan sekunder, karena anak kelas A masih masuk dalam tahap
perkenalan warna, sesuai dengan Permendiknas Nomer 146 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013. Sesuai dengan permasalahan yang terjadi, maka dipilih metode
eksperimen media bahan alam sebagai metode pembelajaran yang digunakan untuk
menunjang dan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal warna, diharapkan
melalui metode tersebut, kemampuan kognitif anak dalam mengenal warna dapat
meningkat, anak dapat menyebutkan 3 warna baru, anak dapat menunjukkan 3 warna
baru, serta anak dapat mencampur 2-3 warna.
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pengenalan Warna pada Anak Kelompok
A2 Melalui Metode Eksperimen Bahana Alam di RA Darul
Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.2.1
bagaimanakah
penerapan metode eksperimen bahan alam untuk meningkatkan kemampuan anak
kelompok A2 dalam mengenal warna di RA Darul Ibad Jember tahun pelajaran 2016/2017?
1.2.2
bagaimanakah
peningkatan kemampuan anak kelompok A2 dalam mengenal warna melalui penerapan
metode eksperimen bahan alam di RA Darul Ibad Jember tahun pelajaran 2016/2017 ?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan, maka tujuan penelitian ini
yaitu untuk:
1.3.1
mendeskripsikan
penerapan kemampuan mengenal warna dengan metode eksperimen bahan alam yang
dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 RA Darul Ibad Jember;
1.3.2
untuk
meningkatkan kemampuan anak kelompok A2 dalam mengenal warna melalui penerapan metode
eksperimen bahan alam di RA Darul Ibad Jember.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian memaparkan kegunaan hasil penelitian yang akan dicapai.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1
bagi
anak
a.
dapat
meningkatkan kognitif anak dalam mengenal warna.
b.
dapat
mengenal warna primer dan sekunder.
c.
dapat
meningkatkan minat belajar anak terhadap materi yang disampaikan.
1.4.2
bagi
pendidik
a.
dapat
digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang serupa.
b.
dapat
menambah referensi dalam memilih metode pembelajaran dalam mengenal warna untuk
anak usia dini.
c.
dapat
mengembangkan pemahaman mengenai bahan alam yang dapat menghasilkan warna untuk
anak usia dini dan cara mengenalkannya.
d.
dapat
meningkatkan profesionalitas guru.
1.4.3
bagi
peneliti
a.
dapat
digunakan sebagai referensi dalam mengembangkan diri sebagai seorang calon guru
yang professional.
b.
dapat
menambah pengetahuan untuk menghadapi proses pembelajaran dalam praktek
dilapangan.
c.
dapat
mengembangkan potensi diri dalam menyelesaikan masalah pembelajaran.
d.
dapat
menerapkan metode yang efektif dalam meningkatkan keterampilan proses belajar
anak.
e.
dapat
pengalaman dan pengetahuan bahwa metode eksperimen sederhana dapat meningkatkan
keterampilan proses belajar pada anak.
f.
dapat
menambah pengetahuan untuk melakukan penelitian tindakankelas.
g.
dapat
menambah referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.4
bagi
peneliti lain
a.
menambah
referensi untuk penelitian berikutnya.
b.
sebagai
acuan dalam melakukan penelitian yang sama.
c.
memberikan
gambaran untu lain tentang penggunaan metode eksperimen media bahan alam dalam
meningkatkan pengetahuan warna pada anak.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan diuraikan tentang 2.1 Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia Dini;
2.2 Metode Eksperimen Dengan Media Bahan Alam Bagi Anak Usia Dini; 2.3
Penelitian Relevan; 2.4 Kerangka Berpikir; dan 2.5 Hipotesis Penelitian.
Berikut adalah masing-masing uaraiannya.
2.1
Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia Dini
2.1.1
Pengertian
Kemampuan Mengenal Warna Anak Usia Dini
Istilah kemampuan dapat didefinisikan dari berbagai arti, tergantung dari
sudut mana kita memandang tentang istilah ini. Secara etimologi kemampuan
diartikan sebagai kesanggupan atau kecakapan. Menurut Munandar (dalam Susanto,
2011:97) bahwa kemampuan merupakan daya yang berasal dari latihan. Seseorang
dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang dimiliki. Senada dengan
munandar, Fatkhurohmah (dalam Purwanti, 2013:17) menyatakan bahwa kemampuan
adalah potensi yang dibawa sejak lahir atau dari hasil latihan yang digunakan
untuk melakukan kegiatan tertentu. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
kemampuan merupakan suatu daya yang dimiliki seseorang karena bawaan atau hasil
dari latihan yang dapat mendukung individu dalam menyelesaikan suatu tugas
tertentu.
Kemampuan mengenal warna pada anak usia dini merupakan hal yang sangat
penting bagi perkembangan otaknya, sebab pengenalan warna pada anak usia dini
dapat merangsang indera penglihatan otak (Hernia, 2013:3). Mengenal warna
merupakan salah satu indikator sains termasuk kedalam bidang pengembangan
kognitif (Hernia, 2013:16).
Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan
pengetahuan tentang apa yang anak dengar, rasa, raba ataupun ia cium panca
indera yang ia miliki. Pengenalan warna pada anak usia 4-5 tahun hendaknya
memperhatikan perkembangan anak. Dalam Peraturan Menteri No. 58 tahun 2009
tingkat pencapaian perkembangan kemampuan kognitif anak usia 4-5 tahun sebagai
berikut:
Tabel
2.1 Lingkup perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun
Lingkup Perkembangan
|
Tingkat Pencapaian Perkembangan
|
Usia 4<5 tahun
|
|
Kognitif
A. Pengetahuan
umum dan sains
|
1.
Mengenal benda berdasarkan fungsinya (pisau untuk memotong,
pensil untuk menulis)
2.
Menggunakan benda sebagai permainan simbolik (kursi
sebagai mobil)
3.
Mengenal gejala sebab-akibat yang terkait dengan
dirinya
4.
Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari
(gerimis, hujan, gelap, terang, temarang, dan sebagainya)
5.
Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri
|
B. Konsep
bentuk, warna, ukuran dan pola
|
1.
Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk atau warna
atau bentuk
2.
Mengklasifikasikan benda kedalam kelompok yang sama
atau kelompok yang sama atau kelompok sejenis atau kelompok yang berpasangan
dengan 2 variasi
3.
Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC
4.
Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau
warna
|
C. Konsep
bilangan, lambing bilangan dan huruf
|
1.
Mengetahui konsep banyak dan sedikit
2.
Membilang banyak benda 1-10
3.
Mengenal konsep bilangan
4.
Mengenal lambing bilangan
5.
Mengenal lambing huruf
|
(Peraturan Menteri No. 58 tahun 2009)
Dari tabel Peraturan Menteri No. 58 di atas, kemampuan mengenal warna
termasuk dalam lingkup perkembangan kognitif. Mengenal warna pada anak usia 4-5
tahun, dapat disesuaikan dengan perkembangan anak sesuai tingkat pencampaian
perkembangan. Terlihat pengetahuan warna masuk dalam lingkup perkembangan
kognitif yaitu konsep warna, tingkat pencapaian perkembangan dapat
dikategorikan sebagai berikut: (a) mengklasifikasikan benda berdasarkan warna;
(b) mengklasifikasikan benda kedalam kelompok warna yang sama atau sejenis atau
kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi; (c) mengenal pola warna AB-AB dan
ABC-ABC dan; (d) mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi warna. Sedangkan
kemampuan mengenal warna yang terdapat pada Kurikulum Taman Kanak-kanak 2010
yang dapat dicapai anak usia 4-5 tahun yaitu anak harus mampu memahami,
menunjuk, mengelompokkan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan megenalan
warna anak usia dini adalah kemampuan anak untuk mengenal konsep warna sesuai
dengan tahap perkembangan anak masing-masing yang dilakukan secara konsisten
untuk bekal pemahaman anak dimasa depan.
2.1.2
Pengertian
Warna
Warna merupakan nama umum untuk semua pengindraan yang berasal dari
aktivitas retina mata, jika cahaya mencapai retina, mekanisme saraf mata
menanggapi, salah satunya memberi sinyal warna (Nugraha, 2008:5.34). Warna
menurut sudut pandang ilmu fisika adalah sifat cahaya yang bergantung dari
panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut. Sedangkan warna menurut
sudut pandang ilmu bahan adalah sembarang zat tertentu yang memberikan warna,
pemberi warna tersebut disebut pigmen (Nugraha, 2008:5.34).
Warna merupakan salah satu unsur yang tidak dapat berdiri sendiri, warna
merupakan tampilan fisik pertama yang sampai ke mata guna membedakan ragam sesuatu,
baik benda mati atau benda hidup, warna juga dapat didefinisikan secara
objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara
subjektif/psikologis merupakan dari pengelaman indera penglihatan (Mardhiyah,
2014:7).
Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa warna merupakan
tampilan fisik nyata yang tertangkap langsung oleh retina mata akibat dari
pancaran sifat cahaya.
2.1.3
Fungsi
Warna
Menurut Mardhiyah (2014:8) membagi warna menjadi beberapa fungsi, yaitu:
a.
fungsi
identitas
Warna
memiliki kegunaan sebagai tanda pengenal pada suatu kelompok masyarakat ataupun
organisasi/Negara seperti seragam, bendera, logo dll.
b.
fungsi
isyarat/media komunikasi
Warna
memberi tanda-tanda atas sifat dan kondisi, seperti merah bisa memberi isyarat
marah, putih mengisyaratkan menyerah, kuning mengisyartkan ada sebuah kematian
atau sedang berkabung, dll.
c.
fungsi
psikologi
Warna
dilihat dari sudut pandang kejiwaan serta dikaitkan dengan karakter-karakter
manusia. Orang yang berkarakter extrovert lebih senang dengan warna-warna panas
dan cerah. Sedangkan orang yang berkarakter introfet lebih senang dengan warna
dingin dan gelap.
d.
fungsi
alami
Warna
merupakan gambaran benda tertentu yang bersifat nyata. Contoh warna hijau untuk
menggambarkan daun, rumput, dan biru untuk laut dan langit.
e.
fungsi
pembentukan keindahan
Warna
dapat memudahkan kita dalam melihat dan mengenali suatu benda, contoh apabila
kita meletakkan benda gelap diatas benda gelap, maka keindahannya tidak tampak
dan kurang berfariasi, tapi akan terlihat berbeda jika dilakukan sebaliknya.
2.1.4
Penggolongan
Warna
Menurut Nugraha (2008, 5.37-5.40) menyatakan penggolongan warna sebagai
berikut:
a.
warna
primer merupakan warna dasar. Warna primer tersusun atas tiga warna dasar,
yaitu merah (seperti darah), biru (seperti langit atau laut), kuning (seperti
kuning telur). Pada dasarnya warna primer bukan milik cahaya, tapi lebih
merupakan konsep biologis, yang didasarkan pada respons fisiologis mata manusia
terhadap cahaya.
b.
warna
sekunder adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer. Dalam
peralatan grafik, terdapat tiga warna primer cahaya: (R = Red) merah, (G =
Green) hijau, (B = Blue) biru atau yang lebih dikenal dengan RGB yang bila digabungkan dalam
komposisi tertentu akan menghasilkan berbagai macam warna. Misalnya pencampuran
100% merah, 0% hijau, 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta.
c.
warna
tersier adalah warna yang dihasilkan dari campuran satu warna primer dengan
satu warna sekunder dalam sebuah ruang warna.
d.
warna
kuarter adalah warna hasil pencampuran dari dua warna tersier.
Berikut adalah tabel rumusan pencampuran warna yang dikemukakan oleh
Sulasmi (dalam Hernia, 2013:31):
Tabel
2.2 Rumus pencampuran warna teori Munsell
No
|
Jenis Warna
|
Warna
|
|
Campuran Warna
|
Hasil Pencampuran Warna
|
||
1
|
Warna primer
|
|
Merah
|
Kuning
|
|||
Biru
|
|||
2
|
Warna sekunder
|
Merah + Kuning
|
Jingga/orange
|
Merah + Biru
|
Ungu
|
||
Kuning + Biru
|
Hijau
|
||
3
|
Warna tersier
|
Jingga + Merah
|
Jingga kemerahan
|
Jingga + Kuning
|
Jingga keunguan
|
||
Ungu + Merah
|
Ungu kemerahan
|
||
Ungu + Biru
|
Ungu kebiruan
|
||
Hijau + Kuning
|
Hijau kekuningan
|
||
Hijau + Biru
|
Hijau kebiruan
|
(Sulasmi dalam Hernia, 2013:31)
Sesuai dengan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa warna terdiri dari
warna primer, sekunder, dan tersier. Warna primer merupakan warna asli atau
warna utama yang terdiri dari merah, kuning, dan biru, sedangkan warna sekunder
dan tersier merupakan hasil campuran dari warna yang akan menghasilkan warna
lain atau diluar warna merah, kuning dan biru. Guru
dapat mengenalkan bermacam-macam warna terutama warna primer, sekunder, dan
tersier dengan cara menstimulasi menggunakan berbagai kegiatan yang digunakan
guru dalam pengenalan warna di RA.
Menurut Nugraga (2008,5.40-5.41) warna dispesifikan kembali dalam bentuk
lebih sederhana dan mudah difahami, yaitu:
a.
warna
nertal adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan
kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder.
b.
warna
kontras adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan yang lainnya.
c.
warna
panas adalah kelompok warna yang dalam rentang setengah lingkaran didalam
lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning.
d.
warna
kuning adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran didalam lingkaran
warna mulai dari hijau hingga ungu.
2.1.5
Manfaat
Pengenalan Warna
Pengenalan warna adalah salah satu perkembangan kognitif yang harus
dikembangkan sejak anak usia dini. Mayke. S. Tedjasaputra (dalam Hernia,
2013:31) menyatakan bahwa anak usia pra sekolah diharapkan menguasai berbagai
konsep seperti warna, ukuran, bentuk, arah, besaran, sebagai landasan untuk
belajar menulis, bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan alam. Menurut Hernia
(2013:31-32) mengenal warna sejak anak usia dini banyak sekali manfaatnya yang
dapat diperoleh, antara lain anak dapat mengembangkan kecerdasan, bukan hanya
mengesah kemampuan mengingat, tapi juga imajinatif dan artistic, pemahaman
ruang, keterampilan kognitif, serta pola berpikir kreatif. Pengenalan warna
juga tidak terlepas dari proses pengindraan yaitu penglihatan mata. Menurut Ky
Fudyartanta (dalam Hernia, 2013:31) menyatakan bahwa melalui proses penglihatan
(warna) tersebut dapat merangsang perkembangan syaraf otak khususnya syaraf
otak anak usia dini yang baru belajar mengenal objek benda (warna).
Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan mengenal warna
dapat melatih dan memancing kepekaan anak dalam mempertajam penglihatannya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Harun Rasyid (dalam Hernia, 32:2013)
berpendapat bahwa anak usia dini sangat sensitif penglihatannya pada benda yang
menarik dan mencolok, seperti benda atau warna merah, ungu, kuning, biru,
hijau.
Hernia (2013:32-33) menyimpulkan, “pengenalan warna juga
bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak, selain itu
melalui penglihatan dalam bentuk (warna) anak dapat merasakan dan mengungkapkan
rasa keindahan dari adanya warna tersebut”. Menurut Montolalu (dalam Hernia,
2013:33) dapat disimpulkan bahwa manfaat pembelajaran pengenalan warna adalah
memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk:
1)
menyesuaikan
bentuk dan warna;
2)
mengkombinasi
warna;
3)
melihat
hubungan antara bentuk, ukuran dan warna;
4)
menggores
dan menggambar sesuatu sesuai petunjuk guru;
5)
mengembangkan
kreativitas anak;
6)
mengembangkan
kemampuan sensoris;
7)
mengembangkan
kemampuan koordinasi mata-tangan;
8)
anak
menjadi sangat tertarik dan merasa senang sehingga rasa ingin tahu muncul pada
saat pembelajaran pengenalan warna; dan
9)
memberikan
variasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi belajar
anak.
Menurut beberapa sumber diatas, dapat disimpulkan bahwa manfaat pengenalan
warna antara lain menyesuaikan bentuk dan warna, kombinasi warna, mengembangkan
kreativitas, mengembangkan sensori, melatih koordinasi mata dan tangan,
menumbuhkan minat belajar dan meningkatkan motivasi belajar. Dengan mengenalkan
macam-macam warna sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh, terutama untuk
perkembangan kemampuan kognitif anak usia dini.
Setelah mengkaji tentang tahapan
dalam mengenalkan warna pada anak, dalam implementasi yang digunakan tetap
mengacu pada prinsip pembelajaran yang dilakukan di TK, yaitu melalui bermain,
adapun fungsi bermain dalam kemampuan intelektual anak menurut Aryanto &
Erica (dalam Asiyah, 2015:98-99) dapat dilihat pada beberapa hal berikut ini:
1.
merangsang
perkembangan kognitif
Dengan
bermain, sensori-motor (indra-penggerakan) anak dapat mengenal jenis-jenis
warna.
2.
membangun
struktur kognitif
Melalui
bermain anak didik akan memperoleh informasi yang lebih banya sehingga
pengetahuan dan pemahaman anak akan lebih banyak dan lebih dalam.
3.
membangun
kemampuan kognitif
Kemampuan
kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi mengelompokkan, mengurutkan,
mengamati, membedakan, meramalkan, menentukan hubungan sebab akibat,
membandingkan dan menarik kesimpulan.
4.
belajar
memecahkan masalah
Anak
didik didalam permainan akan menemukan berbagai masalah sehingga bermain akan
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui bahwa ada beberapa
kemungkinan untuk memecahkan masalah.
Dengan demikian pembelajaran yang dirancang dengan kreatif dan sesuai
dengan karakteristik anak akan banyak menghasilkan pengalaman berharga bagi
anak. Begitu juga dengan pembelajaran mengenal warna di RA
dimana anak didik diajak bermain warna dengan menggunakan metode eksperimen
media bahan alam. Hal tersebut tanpa disadari oleh anak bahwa mereka sedang
mengadakan proses pembelajaran.
2.2
Metode Eksperimen dengan Media Bahan Alam Bagi Anak Usia
Dini
2.2.1
Pengertian
Metode Eksperimen
Metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal
(Trianto, 2011:87). Menurut Djamarah (dalam sari, 2015:18) metode eksperimen
adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik baik secara perorangan,
ataupun kelompok, untuk dilakukan melalui proses atau percobaan. Metode
eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada anak dimana anak memberi
perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya (Trianto, 2011:96). Menurut
Djadjadisastra (1982:10) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang
memberikan kesempatan kepada murid untuk menemukan sendiri sesuatu fakta yang
diperlukannya atauingin diketahuinya. Metode eksperimen juga diperjelas oleh
pemendikbud RI No. 146 tahun 2014 tentang kurikulum pendidikan anak usia dini
bahwa metode eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak dengan
melakukan percobaan secara langsung dan mengamati hasilnya.
Semua definisi metode eksperimen tersebut menggambarkan bahwasannya metode
eksperimen adalah suatu cara yang bisa dilakukan oleh pendidik ataupun anak
untuk melakukan suatu percobaan langsung. Metode eksperimen yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan metode dimana anak diberikan kebebasan untuk
melakukan percobaan dengan petunjuk dan bimbingan dari guru. Metode ini mencoba
membantu siswauntuk lebih terlibat aktif dalam kegiatan yang diberikan oleh
guru. Metode eksperimen ini berpusat terhadap proses dan hasil eksperimen.
2.2.2
Kekurangan
Dan Kelebihan Metode Eksperimen
Metode eksperimen memiliki kelebihan dan kekurangan . adapun kelebihan dan
kekurangan metode eksperimen diungkapkan oleh Mulyani Sumantri & Johan
Permana (1999:158-159) dapat disimpulkan sebagai berikut:
kelebihan
metode eksperimen
a)
Membuat
peserta didik yakin dan percaya atas percobaan yang dilakukan sendiri daripada
hanya mendengarkan penjelasan guru;
b)
Peserta
aktif terlibat langsung dalam mengumpulkan fakta, informasi ataupun data yang
diperlukan melalui percobaan yang telah dilakukan;
c)
Dapat
melatih anak untuk berpikir ilmiah;
d)
Memperluas
wawasan dengan pengalaman langsung sesuai kenyataam;
e)
Peserta
didik akan memperoleh pengetahuan yang mengikat.
Kekurangan
metode eksperimen
a.
Memerlukan
peralatan eksperimen yang lengkap;
b.
Dapat
menghambat pembelajaran lain ketika percobaan tersebut berlangsung lama;
c.
Menimbulkan
kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang berpengalaman dalam
penelitian;
d.
Kegagalan
dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan menyimpulkan.
Sedangkan menurut Djadjadisastra (dalam Sari, 2015:20-21) kelebihan dan
kekurangan metode eksperimen dapat disimpulkan sebagai berikut:
kebaikan atau
keunggulan metode eksperimen
a.
Menimbulkan
anak untuk aktif dalam bertanya dan merespon;
b.
Mengalami
sendiri proses atau kejadian dalam pengamatan;
c.
Melalui
proses pengamatan langsung, anak dapat benar-benar yakin akan hasil atau akibat
dari suatu proses;
d.
Bersikap
lebih hati-hati, teliti dan mampu berpikir analisis serta tidak mudah percaya
omongan orang;
e.
Anak
selalu tertarik pada hal-hal nyata atau realita;
f.
Anak
selalu penasaran untuk mengetahui hal-hal baru di sekelulungnya;
g.
Mengembangkan
sikap inovatif untuk menciptakan hal-hal baru;
h.
Dapat
memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah melalui percobaan yang telah
dilakukan dan dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian;
i.
Menumbuhkan
sikap ingin tahu yang tinggi pada anak;
j.
Memperkaya
pengalaman dan meningkatkan keterampilan.
kerugian atau
kelemahan metode eksperimen
a.
Metode
ini tidak dapat diterapkan pada setiap pembelajaran;
b.
Tidak
semua hal dapat dieksperimenkan;
c.
Tidak
semua kegiatan eksperimen akan berhasil, apalagi jika menggunakan zat-zat kimia
dan belum pernah melakukan percobaan pada bahan-bahan tersebut;
d.
Karena
mahalnya alat-alat praktikum, mengharuskan sekolah jarang menggunakan metode
ini.
Setiap metode yang bisa digunakan pada dasarnya memiliki kekurangan dan
kelebihan, namun guru bisa mengatasi kekurangan tersebut dengan cara memberikan
inovasi. Salah satu contoh bila ingin menerapkan metode eksperimen pada anak TK
untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal warna maka metode
eksperimen yang diberikan dapat menggunakan media bahan alam.
2.2.3
Pengertian
Media Bahan Alam
Media secara sederhana berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar
(Fatimah dkk, 2015:2). Media pembelajaran adalah suatu perantara yang dilakukan
oleh pendidik dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik. Pendapat
tersebut sesuai dengan Trianto (2011:227) yang menjelaskan bahwa media
pembelajaran ialah wadah penyampai pesan dalam pembelajaran yang disampaikan
pada saat proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang digunakan untuk anak
usia dini harus bersifat konkret, menarik perhatian anak, aman dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran (Fatimah dkk, 2015:2). Berdasarkan karakteristik
tersebut maka media pembelajaran yang digunakan ialah media bahan alam.
Media bahan alam yang dimaksud dalam penelitian ini ialah media yang
berasal dari alam dalam penggunaannya dapat menghasilkan warna. Menurut Pitojo
& Zumiati (dalam Fatimah dkk, 2015:2) media pewarna bahan alam merupakan
media yang bersifat eksperimentatif, sehingga membuat pembelajaran lebih
menarik. Selalin itu media bahan alam aman digunakan bagi anak usia dini,
karena merupakan pewarna bahan alam yang aman dan tanpa efek samping. Dalam
penggunaan media pewarna bahan alam tersebut perlu dipersiapkan dan
direncanakan dengan baik supaya tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran
warna merupakan implementasi kurikulum di TK. “Kurikulum tersebut dipaparkan
bahwa mengenal warna merupakan salah satu indikator dari perkembangan kognitif
anak.” Asiyah, 2015:97).
Media pewarna bahan alam memiliki kekurangan dan kelebihan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Kekurangan
media pewarna bahan alam
a. Warna yang dihasilkan tidak bertahan lama
b.
Warnanya
kurang mencolok
c.
Untuk
menghasilkan warna yang bagus diperlukan bahan pewarna dalam jumlah banyak
d. Keanekaragaman warnanya terbatas
Kelebihan media
pewarna bahan alam
a. Lebih aman digunakan untuk kegiatan anak usia dini
b.
Mudah
ditemui dalam kehidupan sehari-hari
c. Dapat memahami bahwa sebagian bahan alam disekitar juga
dapat dijadikan pewarna alami
Menurut Nugraha (dalam Asiyah, 2015:98) terdapat beberapa saran dalam
mengajarkan warna pada anak didik, hal tersebut dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1)
Menberikan
materi warna yang sederhana dan sesuai dengan perkembangan kognitif anak;
2)
Menggunakan
sumber belajar yang dekat dengan lingkungan anak;
3)
Setiap
pembelajaran hendaknya menggunakan media yang beragam agar anak tidak mudah
bosan dan dan dapat menambah pengalaman belajar tentang warna;
4)
Harus
kreatif dalam memberikan materi tentang warna.
2.2.4
Instrumen
Penelitian
Dalam penggunaan media pewarna bahan alam, perlu dipersiapkan dan
direncanakan dengan baik supaya tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai.
Mengadopsi dari pendapat Pitoji & Zumiati (dalam Fatimah dkk, 2015:2) media
pewarna bahan alam yang digunakan untuk anak usia dini dalam mengenal warna
ialah daun jati (merah), kunyit (kuning), rebusan daun ubi jalar (biru), wortel
(orange), daun singkong (hijau), dan ubi jalar ungu (ungu). Bahan-bahan alam
tersebut digunakan dalam tindakan pada penelitian untuk meningkatkan kemampuan
anak dalam mengenal warna
2.2.5
Langkah-Langkah
Penggunaan Metode Eksperimen Media Bahan Alam
Menurut Sujiono (dalam Mardhiyah, 2013:18) kegiatan eksperimen dapat
dilakukan dengan dan atau tanpa alat khusus. Sebagai contoh eksperimen yang
dapat dilakukan adalah kegiatan pengenalan warna.
Adapun langkah-langkah penggunaan metode eksperimen menurut Ibid (dalam
Mardhiyah, 2013:18-19) dapat disimpulkan sebagai berikut:
tahap I:
mempersiapkan eksperimen
1.
Tentukan
tujuan eksperimen yang berkaitan dengan konsep/konten materi yang akan
disampaikan;
2.
Diskusikan
dengan anak kegiatan yang akan dieksperimen dengan sejumlah pertanyaan yang
akan dibuktikan jawabannya memerlukan pembuktian dari sebuah eksperimen;
3.
Kemukakan
prosedur eksperimen yang akan dilakukan secara bertahap dari awal sampai akhir.
tahap II:
pelaksanaan eksperimen
1.
Anak
didik memulai eksperimen dibawah bimbingan
pendidik;
2.
Pendidik
membimbing anak didik yang melakukan eksperimen;
3.
Pendidik
mendorong anak didik berbuat aktif melakukan eksperimen;
4.
Evaluasi
berlangsung selama eksperimen dilakukan oleh pendidik.
tahap III:
mengambil kesimpulan dari hasil eksperimen
1.
Anak
memberi laporan hasil eksperimen yang telah dilakukan di depan kelas;
2.
Laporan
didiskusikan bersama dibawah bimbingan pendidik;
3.
Kesimpulan-kesimpulan
hasil eksperimen harus sederhana dan terarah.
2.3
Penelitian Relevan
Terdapat beberapa penelitian tindakan kelas yang relevan berkaitan
peningkatan kemampuan mengenal warna, metode eksperimen, pewarna bahan alam dan
kognitif,
Asiyah (2015) hasil penelitian untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna
dengan metode eksperimen bermain warna, hasil yang didapat selama penelitian
dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus I, kemampuan anak belum
Nampak, dengan melihat data 75% mencapai keberhasilan dan 25% mendapatkan
keberhasilan. Setelah dilakukan siklus II keberhasilan anak dalam pengenalan
warna meningkat, dengan melihat prosentase yang diperoleh mencapai 75%.
Mardhiyah (2013) dalam hasil penelitian mengenai upaya peningkatan kemampuan
mengenal warna melalui metode eksperimen kelompok A TK
Tamanagung 3 Muntilan, hasil kemampuan mengenal warna dapat dilihat dari hasil
observasi prasiklus awal yang berani mencoba, tetapi masih kurang pas pada
waktu megutarakan hasil pencampuran warna. Pada siklus I kemampuan mengenal
warna mencapai 60% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 90%. Dengan
demikian secara keseluruhan keaktifan anak mengalami peningkatan 30%.
Fatimah (2015) dalam hasil penelitian mengenai penggunaan media pewarna
bahan alam untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna sekunder pada pererta
didik kelompok A TK Islam Bakti XII Wonorejo. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ketuntasan kelas pada uji pratindakan sebesar 20%, pada siklus I
diperoleh hasil ketuntasan kelas sebesar 65%, dan pada siklus II ketuntasan
kelas mencapai 85%. Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media
pewarna bahan alam dapat meningkatkan kemampuan mengenal warna sekunder pada
peserta didik kelompok A.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang relevan, maka dapat
disimpulkan mengenalkan warna melalui metode eksperimen media bahan alam dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pemahaman memperoleh pengetahuan tentang
warna
2.4
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori diatas, peneliti menyimpulkan pemikirannya dalam
kerangka berfikir. Berikut kerangka berfikir penelitiannya:
Kondisi
Awal
|
Guru
Kegiatan pembelajaran yang diberikan guru
monoton, seperti kegiatan mewarnai gambar yang sering diberikan, guru
tidak pernah melakukan pengenalan warna secara langsung pada anak, selain
itu guru juga tidak senang dengan kegiatan bermain kotor.
|
Anak
Kemampuan mengenal warna anak kelompok A2
RA Darul Ibad Jember tahun pelajaran 2016/2017 masih belum berkembang
optimal karena terdapat 14 anak yang memperoleh skor ≤60 dan nilai
rata-rata kelas 54,99%.
|
Tindakan
|
Meningkatkan kemampuan mengenal warna anak
dengan metode eksperimen media bahan alam
|
Melakukan pembelajaran yang dapat
meningkatakan kemampuan anak dalam mengenal warna menggunakan metode
eksperimen media bahan alam
|
Berdasarkan hasil dari pembelajaran
tersebut, jika masih terdapat kekurangan, maka dilakukan perbaikan melalui
kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen media bahan alam
kembali
|
Kemampuan mengenal warna
anak kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember
Tahun Pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan
|
Kondisi
Akhir
|
Gambar 2.1 Bagan
kerangka berpikir
Kemampuan anak dalam mengenal warna kelompok A2 RA
Darul Ibad Jember masih tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran
yang dilakukan di RA Darul Ibad masih masih kurang efektif yang dalam proses
pembelajarannya tidak pernah dikenalkan macam-macam warna secara langsung dan
hanya menggunakan metode ceramah dan mewarnai gambar, sehingga minat belajar
anak dalam mengenal warna tergolong rendah. Kondisi tersebut dianggap sebagai
suatu masalah yang harus diatasi atau diselesaikan. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui penerapan metode
eksperimen media bahan alam.
2.5
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan, uraian dari kajian pustaka serta kerangka
berpikir, maka selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah jika guru menggunakan metode eksperimen media bahan alam maka hasil
belajar mengenal warna pada anak kelompok A2 di RA
Darul Ibad akan meningkat.
BAB 3. METODE PENELITIAN
Ban ini akan diuraikan tentang 3.1 Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian; 3.2
Definisi Operasional; 3.3 Desain Penelitian; 3.4 Prosedur Penelitian 3.5 Data
dan Sumber Data; 3.6 Metode Pengumpulan Data; dan 3.7 Teknik Analisis Data.
Berikut adalah masing-masing uraiannya.
3.1
Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian
Sekolah yang menjadi tempat penelitian ini adalah sekolah Raudhatul Athfal Darul Ibad Jember. Waktu yang dipilih untuk penelitian ini adalah semester
genap pada tahun ajaran 2016/2017. Beberapa pertimbangan yang mendukung adanya
penelitian ini berdasarkan pemilihan tempat dan waktu tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
kesediaan
pihak Raudhatul Athfal Darul Ibad Jember;
2.
adanya
masalah dalam pengetahuan warna pada anak yaitu rendahnya pengetahuan warna
anak kelompok A2;
Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A2 Raudhatul Adhfal Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah anak dalam satu
kelas adalah 20 anak yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.
3.2
Definisi Operasional
Menurut Setyowahyudi (2015:26) definisi operasional ialah uraian yang
terbatas pada setiap istilah atau frasa kunci yang digunakan dalam penelitian
dengan makna tunggal dan terukur. Devinisi operasional variable dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen, media bahan alam dan pengenalan warna.
Berikut adalah masing-masing penjelasannya.
3.2.1
Metode
Eksperimen
Metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang dilakukan oleh anak
kelompok A2 Raudhatul Athfal Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017 untuk melakukan
percobaan langsung dengan materi warna menggunakan media bahan alam.
3.2.2
Media
Bahan Alam
Media bahan alam merupakan media yang berasal dari alam yang digunakan
sebagai bahan percobaan pengenalan warna oleh anak kelompok A2 Raudhatil Athfal Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017. Bahan alam yang dimaksud yaitu
bahan alam yang dapat mengeluarkan warna (daun jati, rebusan daun ubi jalar, kunyit dan buah
naga).
3.2.3
Pengenalan
Warna
Pengenalan warna yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang
dilakukan oleh anak kelompok A2 Raudhatul
Athfal Darul Ibad Jember tahun ajaran
2016/2017 dalam menyebutkan
3 warna baru, menunjukkan 3 warna baru, dan mencampurkan 2-3 warna.
3.3
Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desai penelitian tindakan kelas atau yang
disingkat dengan PTK. Penelitian tindakan kelas (classroom action research) secara umum dapat diartikan sebagai
suatu tindakan (action research) yang
diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (Masyhud, 2014:172).
Prosedur penelitian tindakan kelas ditempuh melalui berbagai kegiatan yang
saling terkait dan berkesinambungan, yaitu tahap perencanaan/persiapan,
pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk menanggulangi masalah yang
ada di kelompok A2 RA Darul Ibad Jember, salah satunya yaitu masalah mengenai
kemampuan mengenal warna pada anak yang tergolong rendah. Pelaksanaan
penelitian berlangsung secara kolaboratif yaitu antara peneliti yang bertugas
sebagai pelaksana tindakan serta teman sejawat dan guru kelompok A2 TK Darul
Ibad Jember yang bertugas sebagai pihak yang mengamati jalannya proses tindakan
(pengamat).
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya sebuah perbaikan yang dapat
meningkatkan kemampuan mengenal warna anak kelompok A2 RA
Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017 melalui penelitian
tindakan kelas dengan beberapa tindakan atau siklus. Adapun proses
pelaksanaannya disajikan seperti diagram berikut:
Rencana
|
Refleksi
|
Tindakan
|
Rencana
|
Tindakan
|
Refleksi
|
Observasi
|
Observasi
|
Gambar
3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2009:73)
Berdasarkan gambar skema tahapan penelitian tindakan tersebut, bahwa dalam
PTK terdapat beberapa siklus dengan satu siklus terdiri dari permasalahan,
perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis data, dan refleksi. Tahap paling
akhir adalah refleksi yang mana kegiatan ini berfungsi untuk menentukan apakah
pelaksanaan sudah berhasil mencapai tujuan penelitian atau masih belum. Apabila
dalam refleksi masih menyatakan hasil yang belum sesuai atau yang diinginkan
maka dilanjutkan pada siklus dua. Pada siklus dua tahapan siklus satu diulang,
begitu seterusnya hingga hasil pelaksanaan sesuai dengan apa yang direncanakan.
3.4
Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini merencanakan akan menggunakan dua siklus.
Apabila dalam siklus pertama hasilnya belum optimal dan tidak sesuai dengan
yang direncanakan, maka akan dilanjutkan pada siklus kedua hingga mencapai
keberhasilan yang diharapkan. Adapun bentuk tindakan pada masing-masing siklus
terdiri dari.
3.4.1
Pra
Siklus
Penelitian pada pra siklus diawali dengan meminta izin terlebih dahulu
kepada kepala sekolah serta guru kelompok A2 di RA
Darul Ibad Jember sebelum melakukan penelitian tindakan kelas.
Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan proses wawancara terhadap guru dikelompok
A2 tentang proses pembelajaran serta dokumentasi untuk memperoleh data-data
yang diperlukan.
3.4.2
Siklus
I
Berdasarkan pada kegiatan pra siklus maka hasil yang didapat adalah rendahnya
kemampuan mengenal warna pada anak kelompok A2 di RA
Darul Ibad, sehingga diterapkan siklus I. Penerapan siklus I bertujuan untuk
mengetahui adanya peningkatan kemampuan mengenal warna melalui penerapan metode
eksperimen media bahan alam. Langkah-langkah pada siklus I dilaksanakan
berdasarkan tahapan berikut.
a.
Perencanaan
Perencanaan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1)
Alat
peraga:
-
alat
peraga langsung yaitu pewarna bahan alam
2)
Menyusun
perangkat pembelajaran yang meliputi RPPH, lembar tes, lembar penilaian anak;
3)
Persiapan
pembelajaran kegiatan pengenalan warna melalui metode eksperimen media bahan
alam;
4)
Pembuatan
instrument penilaian untuk persiapan penelitian tindakan kelas. Instrument
penelitian yang dibuat meliputi: lembar observasi terhadap anak, pedoman
wawancara terhadap guru, serta pedoman tes lisan dan tulis untuk anak;
5)
Menentukan
dan mengkoodinasi pengamat yang akan membantu dalam kegiatan penelitian;
6)
Simulasi
pembelajaran metode eksperimen bahan alam untuk mengenal warna.
b.
Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan adalah implementasi dari
perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya dan berdasarkan RKH yang disusun.
Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1)
Kegiatan
awal
a)
Mengucapkan
salam dan menyapa anak.
b)
Berdoa
dan mengapsen anak.
c)
Memberikan
apersepsi menuju pembelajaran inti.
d)
Menyampaikan
bahasan materi tentang warna.
e)
Membentuk
3 kelompok yang beranggotakan 6-7 anak dalam setiap kelompok.
f)
Meminta
anak berkumpul dengan kelompok masing-masing.
2)
Kegiatan
inti
a)
Guru
bercakap-cakap dengan anak mengenai kegiatan, peralatan, dan bahan yang akan
digunakan dalam kegiatan percobaan.
b)
Anak
diajak melakukan prediksi dari percobaan yang akan dilakukan.
c)
Guru
memberikan penjelasan tentang pelaksanaan percobaan disertai contoh bagaimana
mencampur warna yang benar dengan komposisi yang pas.
d)
Guru
menyampaikan kepada anak hal-hal yang perlu diamati selama percobaan.
e)
Anak
mempraktikkan sendiri apa yang telah disampaikan oleh guru, membuktikan
kebenaran dari prediksi yang telah dilakukan.
f)
Guru
berdiskusi dengan anak untuk menarik kesimpulan dari percobaan yang telah
mereka lakukan.
g)
Kegiatan
inti yang terakhir adalah guru menjelaskan lembar tes tulis kepada anak
h)
Anak
menyelesaikan lembar tes tulis yang telah diberikan oleh guru.
3)
Kegiatan
penutup
a)
Evaliasi
hasil dan kinerja anak
b)
Penguatan
pemahaman yang diperoleh anak bahwa banyak bahan-bahan alam yang ada
disekeliling anak dapat menghasilkan warna serta dapat dimanfaatkan.
c)
Diskusi
tentang kekurangan hari ini.
d)
Berdoa
bersama lalu salam dan pulang.
c.
Observasi
Tahap observasi adalah tahap yang dilakukan saat pelaksanaan tindakan
dengan menggunkan lembar observasi yang sudah disiapkan. Menurut Masyhud (dalam
sari, 2015:33) mengungkapkan dalam PTK pada tahap ini bisa dilakukan sendiri
atau dengan teman sejawat. Penelitian ini menggunakan empat observer yaitu guru
kelompok A2 dan tiga teman sejawat.
Observer mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung terhadap guru dan anak. Observasi dilakukan terhadap guru berkaitan
dengan perencanaan serta proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. Observasi
dilakukan terhadap anak yaitu berkaitan dengan kegiatan belajar dalam
peningkatan kemampuan mengenal warna.
d.
Refleksi
Tahap terakhir pada siklus I adalah refleksi. Refleksi dilakukan untuk
mengkaji keberhasilan dan kekurangan yang terjadi selama proses pelaksanaan
tindakan yaitu dalam pembelajaran di kelas. Tahap refleksi dalam penelitian ini
mengkaji seberapa besar keberhasilan metode eksperimen media bahan alam dalam
meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak. Hasil dari refleksi ini akan
dijadikan sebagai pedoman dalam memperbaiki proses pembelajaran pada siklus
kedua apabila belum mencapai hasil yang diharapkan.
3.4.3
Siklus
II
Siklus II merupakan siklus lanjutan dari siklus I. siklus ini berlaku jika
masih ada kekurangan dan perbaikan pada siklus I. pelaksanaan pada siklus II
juga terdiri atas empat tahap, yaitu : a) perencanaan; b) pelaksanaan; c)
observasi; d) refleksi.
3.5
Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dari
1) hasil observasi yang dilakukan sebelum dan saat pembelajaran pengenalan
warna dengan menggunakan metode eksperimen media bahan alam; 2) hasil daftar
cek mengenai kegiatan anak pada saat pembelajaran pengenalan warna; 3) hasil
dari skala penilaian mengenai kegiatan anak pada saat pembelajaran pengenalan
warna; 4) hasil tes yang diperoleh anak dari mengkomunikasikan hasil percobaan
pada LKS; 5) hasil wawancara yang digunakan pada guru setelah pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen media bahan alam; 6) dokumentasi yang
diperoleh pada saat pembelajaran pengenalan warna berupa data anak, foto
kegiatan dan nilai tes tulis yang berupa lembar kerja siswa.
Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh anak dan
guru kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember tahun ajaran 2016/2017 sebelum dan
sesudah digunakannya metode eksperimen media bahan alam untuk meningkatkan
kemampuan anak dalam mengenal warna.
3.6
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, tes. Berikut masing-masing uraian
dari metode pengumpulan data tersebut.
3.6.1
Metode
Observasi
Arikunto (dalam Sari, 2015:38) menyatakan observasi adalah kegiatan untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Penelitian ini
menggunakan metode observasi sebelum PTK bertujuan untuk mengetahui
pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta untuk mengetahui aktivitas belajar
siswa terutama dalam keterampilan proses sainsnya. Observasi juga dilakukan
saat pelaksanaan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelompok A2 RA
Darul Ibad sudah sesuai dengan rencana atau tidak, sesuai dengan kegiatan anak
selama mengikuti pembelajaran pada setiap siklusnya.
3.6.2
Metode
Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui komunikasi secara
langsung dengan responden (Hufad dalam Sunengsih,2015:41). Wawancara digunakan
dalam penelitian tindakan kelas karena penelitian ini membutuhkan data yang
berkaitan dengan perkembangan sikap anak setelah dilakukan tahapan siklus.
Metode wawancara digunakan karena pada metode ini akan lebih memperoleh
informasi yang dibutuhkan secara langsung dari terwawancara yakni guru.
Wawancara dilakukan dengan guru kelompok A2 RA
Darul Ibad.
3.6.3
Metode
Dokumentasi
Metode dokumentasi ini bertujuan untuk mendapatkan data karakteristik
subjek dan data hasil belajar siswa sebelum PTK dan dokumen lain yang
dibutuhkan (Masyhud dalam Sari, 2015:38). Metode tersebut dilakukan dengan cara
merekam dan mencatat seluruh data yang diperoleh selama melakukan penelitian.
Dokumentasi digunakan sebagai bukti dalam penelitian untuk mencatat
kejadian-kejadian selama proses berlangsung. Metode dokumentasi juga dibutuhkan
untuk mendapatkan informasi mengenai tempat penelitian, proses pembelajaran
yang berlangsung dan kondisi anak.
3.6.4
Metode
Tes
Metode tes adalah suaru cara untuk memperoleh datahasil
belajar anak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Masyhud
(2014:215) tes terbagi menjadi lima jenis yaitu, tes hasil belajar
(pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap), tes IQ, tes kepribadian, tes
bakat dan tes sikap. Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar. Tes hasil
belajar digunakan untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman tentang kemampuan
mengenal warna melalui metode eksprerimen media bahan alam.
3.7
Teknik Analisi Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis
data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Menurut Mashyud (2014:284) teknik
analisis data kuantitatif menggunakan angka-angka sebagai teknik utama melalui
analisis data. Sedangkan analisis data kualitatif adalah gambaran kualitas atau
mutu dari hasil tindakan yang dilakukan. Hasil yang diperoleh dari penelitian
dikuantitatifkan dan disimpulkan secara kualitatif, sedangkan analisis data
deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan kualitas atau mutu
angka-angka yang telah diperoleh dari hasil tindakan.
Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data dari
hasil tes hasil belajar dan observasi, sedangkan teknik kualitatif digunakan
untuk menganalisis data hasil wawancara, hasil tes hasil belajar dan observasi.
Data dari hasil wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan
kendala-kendala yang dihadapi dalam peningkatan kemampuan mengenal warna anak
sebelum dan sesuda menggunakan metode eksperimen media bahan alam. Data dari
hasil observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas atau kegiatan anak dalam
mengenal warna. Tes hasil belajar dan observasi yang telah diperoleh dari data
deskriptif kuantitatif juga dianalisis melalui deskriptif kualitatif untuk
menggambarkan kualitas angka yang telah diperoleh.
Langkah-langkah analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang
berupa tes hasil.
a.
Hasil
belajar siswa tentang kemampuan mengenal warna berupa tes hasil belajar melalui
metode eksperimen media bahan alam dengan pedoman sebagai berikut.
Tabel
3.1 pedoman penilaian tes hasil belajar anak
No
|
Nama
|
Indikator Penilaian Kemampuan Mengenal Warna
|
Jumlah Skor
|
||
|
|
Menyebutkan 3 warna baru (5)
|
Menunjukkan 3 warna baru (5)
|
Mencampur 2-3 warna baru (5)
|
15
|
Tabel
3.2 kriteria penilaian kemampuan mengenal warna anak
Indikator penilaian
|
Kriteria penilaian
|
Skor
|
Menyebutkan
3 warna baru
|
Anak tidak mau melakukan kegiatan
|
1
|
Anak belum mampu menyebutkan warna
|
2
|
|
Anak mampu menyebutkan hanya 1 warna
|
3
|
|
Anak mampu menyebutkan 2 warna baru
|
4
|
|
Anak mampu
menyebutkan 3 warna baru
|
5
|
|
Menunjukkan
3 warna baru
|
Anak tidak mau melakukan kegiatan
|
1
|
Anak belum mampu menunjukkan warna
|
2
|
|
Anak mampu menunjukkan hanya 1 warna
|
3
|
|
Anak mampu menunjukkan 2 warna
|
4
|
|
Anak mampu menunjukkan 3 warna
|
5
|
|
Mencampurkan
2-3 warna
|
Anak tidak mau melakukan kegiatan
|
1
|
Anak belum mampu mencampurkan warna
|
2
|
|
Anak mampu mencampurkan 1 warna dengan benar
|
3
|
|
Anak mampu mencampur 2 warna (merah dan kuning) dengan
benar dan mandiri
|
4
|
|
Anak mampu mencampur 3 warna (merah, kuning dan biru)
dengan benar dan mandiri
|
5
|
b.
Data
yang diperoleh dari hasil tes analisis secara kuantitatif, kemudian dianalisis
untuk mengetahui keberhasilan di kelas, Pengolahan skor hasil tes anak dibedakan menjadi 2,
yaitu secara individu dan secara klasikal. Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai anak
1)
Analisis
data individu
Keterangan:
pi : prestasi individu
srt : skor riil tercapai
si : skor ideal yang dapat dicapai individu
100 : konstanta
(Masyhud, 2014:284)
2)
Analisis
data klasikal
Keterangan:
pk : prestasi kelas/kelompok
srtk : skor riil tercapai kelas
sik : skor ideal
maksimal yang dapat bisa dicapai seluruh siswa dalam
kelas
100 : konstanta
(Masyhud,
2014:286)
3)
Rumus
persentase ketuntasan belajar
Keterangan:
P : angka
persentase
F : frekuensi
yang sedang dicari persentasenya
N : Number of Cass (jumlah
frekuensi/banyaknya individu)
100 : konstanta
(Sudijono, 2012:43)
Berikut
kriteria penilaian peningkatan kemampuan mengenal warna dengan menggunakan
persentase, baik secara individual maupun nilai rata-rata.
Tabel
3.3 Kriteria penilaian
kemampuan mengenal warna anak
Kualifikasi
|
Skir
|
Sangat Baik
|
80 - 100
|
Baik
|
70 - 79
|
Cukup
|
60 - 69
|
Kurang
|
40 - 59
|
Sangat Kurang
|
0 - 39
|
(Sumber:
Masyhud, 2015: 67)
Kriteria
keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal warna melalui
metode eksperimen media bahan alam secara individu maupun klasikal yaitu:
a. Nilai yang diperoleh anak berdasarkan hasil tes hasil belajar,
jika mencapai ≥ 70, maka anak dikatakan tuntas dan mengalami peningkatan
kemampuan mengenal warna melalui metode eksperimen media bahan alam.
b. Nilai rata-rata yang diperoleh suatu kelas berdasarkan
hasil tes hasil belajar ≥ 70, maka kelas dikatakan tuntas dan mengalami
peningkatan kemampuan mengenal warna melalui metode eksperimen media bahan
alam.
BAB 5. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut.
5.1.1
Penerapan
metode eksperimen media bahan alam untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna
pada anak kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017 dilaksanakan
melalui dua siklus. Siklus I diawali dengan perencanaan, pelaksanaan
(pembukaan, inti, istirahat, dan penutup) pada kegiatan inti guru mengenalkan
warna-warna dari bahan alam, setelah itu guru mendemonstrasikan kegiatan
eksperimen dari bahan alam, kemudian guru menyuruh anak mempraktikkan kegiatan
eksperimen tersebut dan menanyakan kepada anak warna apa yang dihasilkan dari
bahan alam, dan terakhir guru memberi tes untuk mengetahui kemampuan mengenal warna
anak. Hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I yaitu (1) anak masih
ragu-ragu dalam menyebutkan warna; (2) anak masih bingung dalam membedakan
warna; (3) anak belum mampu menyampur warna dengan sempurna. Siklus II hampir
sama dengan siklus I tetapi pada siklus II supaya berhasil dengan optimal guru melakukan
perbaikan, yaitu (1) guru memberi reward berupa pujian agar anak tidak
ragu-ragu dalam menyebutkan warna; (2) guru menggunakan media warna bahan alam
lebih banyak agar anak mudah membedakan warna; (3) guru menggunakan pewarna
dari bahan alam yang sudah dalam bentuk cairan, sehingga anak dapat lebih
mengenal warna-warna baru yang dihasilkan sendiri dari hasil eksperimen yang
dilakukan.
5.1.2
Melalui
metode eksperimen media bahan alam untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna
pada anak kelompok A2 di RA Darul Ibad Jember
Tahun Pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan. Keberhasilan tersebut dapat
dilihat pada nilai rata-rata pada pra siklus 54,99, siklus I 66,33 dan pada
siklus II meningkat menjadi 80,33.
5.2
Saran
Berdasarkan penelitian tentang peningkatan kemampuan mengenal warna melalui
penerapan metode eksperimen media bahan alam pada anak kelompok A2 di RA
Darul Ibad Jember Tahun Pelajaran 2016/2017, maka saran yang dapat diberikn
sebagai berikut.
5.2.1
Bagi
Guru
a.
Guru
kelas hendaknya menggunakan kegiatan penerapan metode eksperimen media bahan
alam untuk meningkatkan kemampuan mengenal warna pada anak kelompok A sebagai
salah satu alternatif dalam pemilihan kegiatan sesuai dengan kontruktifis anak
usia dini yaitu membangun pengetahuan mereka sendiri;
b.
Guru
sebelum menerapkan kegiatan eksperimen media bahan alam hendaknya memahami dulu
tahapan dalam menerapkan kegiatan eksperimen media bahan alam;
c.
Guru
hendaknya memahami dan memperhatikan alokasi waktu pemilihan tema tugas serta
kemampuan anak sebagai pertimbangan dalam penerapan kegiatan eksperimen media
bahan alam.
5.2.2
Bagi
Kepala Sekolah
a.
Kepala
sekolah hendaknya memotivasi guru untuk menerapkan kegiatan eksperimen bahan
alam khususnya pada pembelajaran pengenalan warna di sekolah;
b.
Kepala
sekolah hendaknya mengusahakan fasilitas alat dan bahan bagi guru dalam
menerapkan kegiatan eksperimen bahan alam.
5.2.3
Bagi
Peneliti Lain
a.
Apabila
akan melaksanakan penelitian sejenis, peneliti hendaknya mempersiapkan segala
sesuatu dengan baik sehingga penerapan kegiatan eksperimen media bahan alam
dalam pembelajaran dapat memberikan hasil yang obtimal;
b.
Peneliti
lain hendaknya menganalisis kelemahan dan keberhasilan untuk dijadikan
pertimbangan dan perbaikan dalam penelitian sejenis;
c.
Peneliti
lain hendaknya mengembangkan penelitian ini untuk menemukan sesuaitu yang baru
dalam upaya meningkatkan kemampuan atau hasil belajar anak.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suhadjono, dan Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksa.
Arumsari, F. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Melalui Penerapan Metode Eksperimen pada Kelompok B1 di TK Assa’adah
Baledono Purworejo. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Asiyah, N. 2015. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna
Dengan Metode Eksperimen Bermain Warna pada Anak Kelompok B TK Khadijah 202
Karangsari Sempu. Jurnal Ar-Risalah. 13: 94-107.
Fajrin, S. A. 2014. Peningkatan Kemampuan Kognitif
Mengenal Warna Melalui Permainan Mencampur Warna Dengan Media Bahan Alam Pada
Anak. Jurnal PG-PAUD IKIP Veteran
Semarang. 2(2): 70-81
Fatimah, O. I. R. W. A, K. 2014. Penggunaan Media Pewarna
Bahan Alam Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Sekunder pada Peserta
didik Kelompok A TK Islam Bakti XII Wonorejo Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Universitas Sebelas Maret. 1-8.
Hernia, H. 2013. Kemampuan Mengenal Warna pada Anak Usia
4-5 Tahun di TK Segugus III Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Komarayanti, S. 2011. Modul
Metode Pembelajaran Sains dan Matematika Anak Usia Dini. Jember:
Universitas Muhammadiya Jember.
Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2007. Al-Qur’an
dan Terjemah. Bandung: Quranidea
Masitoh., H. D., dan O. S. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mardhiyah, S. 2013. Upaya Peningkatan Kemampuan Mengenal
Warna melalui Metode Eksperimen Kelompok RA Tamanagung 3 Muntilan Tahun
Pelajaran 2013/2014. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Masyhud, M. S. 2014. Metode
Penelitian Pendidikan. Jember: Lembaga Pengembangan Manajemen dan Profesi
Kependidikan (LPMK)
Montolalu., B. E. F. 2009. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
Mulyani, S. dan J. P. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Mulyasa. 2009. Praktik
Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nugraha, A. 2005. Pengembangan
Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Debdiknas.
Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia. 2014. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta
Sari, I. R. 2016. “Peningkatan Keterampilan Proses Sains
Anak Kelompok A Melalui Metode Eksperimen Sederhana di Taman Kanak-kanak
Al-Ma’arif Kalisat Jember Tahun ajaran 2015/2016 ”. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember: Universitas Jember
Setyowahyudi, R. 2015. “Peningkatan Kemampuan Berhitung
Anak Kelompok B2 Melalui Permainan Ular Tangga di TK Jember Permai 1 Kecamatan
Sumber sari Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2015/2016”. Tidak diterbitkan. Skripsi. Jember: Universitas Jember
Sujiono, Y. N. 2009. Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dinu. Jakarta: Indeks.
Susanto, A. 2011. Perkembangan
Anak Usia DiniPengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Droup.
Sutejah, E., M. S. Y., dan M. H. I. 2016. Pengenalan
Warna Melalui Penggunaan Model Experiential Learning Pada Anak Usia Dini.
Antologi UPI. 1-10.
Trianto. 2011. Desain
Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Kelas Awal
SD/MI. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Universitas Jember. 2016. Pedoman Penilisan Karya Ilmiah. Jember: Jember University Pres.
Zoleha, F. 2013. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui
Metode Eksperimen pada Anak Usia Dini di PAUD Bunga Jempa UPTD SKB Kabupaten
Lebong. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Bengkulu: Universitas Bengkulu.